Kakek Lansia Ingin Nikah Lagi (2)

Selasa 22-06-2021,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Besan Komes pun Ditaksir

Esoknya Memorandum menghubungi Imran. Pada suatu kesempatan kami janji bertemu di sentra kuliner Karah. Sejak awal Imran sudah menampakkan wajah ingin tertawa. “Ada apa, Mas Imran?” tanya Memorandum.   Imran melajutkan ceritanya. “Bapak. Ada-ada saja keinginannya. Sangat aneh. Karena dari pilihannya sendiri tidak ada yang cocok, setelah itu malah aku yang diminta mencarikan,” aku Imran. Ada peristiwa lucu tentang ini. Suatu hari mertua perempuan Imran sambang. Orangnya selalu tampil perfect. Ciri khas priyayi tempo doeloe. Pakai jarik dan kebaya Jawa, Seminggu dia menginap di rumah Imran. Hardi hampir pada setiap kesempatan selalu ngglibet di dekat besannya itu. “Sing koyok ngene lho Mran. Orangnya mriyayeni. Tindak-tanduknya serba ditata,” bisik Hardi di telinga anaknya di sela makan malam. “Nek wis gak onok wong liyo, mertuamu yo gak popo,” tambahnya menirukan kata-kata ayahnya, kemudian wkwkwk. “Mertuamu lak wis rondo toh?” Imran kaget dan spontan berdiri. Kemudian terbahak-bahak bersama, “Guyon Mran, guyon.” Istri dan mertua Imran serempak menoleh kepada bapak-anak yang tingkah lakunya sangat konyol ini. Ternyata guyonan itu terdengar ibu mertua Imran yang juga besan Hardi, sebut saja Ninik. Tanpa diduga, suatu hari Ninik sengaja menemui menantunya dan berbi cara empat mata. Dalam pembicaraan mereka, Ninik menawarkan seorang janda yang tidak kalah semok dan menarik dari dirinya. Orang itu kakak kandungnya sendiri, jadi kualitas sangat dijamin. Tawaran ini dilanjutkan istri Imran, sebut saja Eli, kepada suami dan ayah mertua.  Imran langsung oke. Tapi, tidak demikian dengan pria bersangkutan yang cari istri. Hardi minta dipertemukan dulu dengan kakak Ninik. Maka, pertemuan pun diatur. Dan disepakati suatu malam Minggu sebagai hari H. “Akhirnya Bapak diajak Nyonya (Eli, red) dan Ibu Mertua ke rumah Bude (saudara mertua Imran, red),” kata Imran. Sepanjang jalan suasana ceria mewarnai. Kak-kik kak-kik tawa-tiwi terus bergema sepanjang waktu. Mereka haqqul yaqin Hardi bakal cocok dengan kakak Ninik, yang dipromosikan adiknya bahkan lebih semlohai dari dirinya. Hardi tak kalah bahagia. Tapi apa yang terjadi? Sesampai di depan rumah saudara Ninik, ketika rombongan berjalan menuju pintu, perempuan yang akhirnya diketahui sebagai kakak Ninik melangkah ke halaman. Anggun, memang. Elegan, memang. Tapi ketika terus melangkah dan tersandung batu kecil, mendadak tubuhnya sempoyongan hendak ambruk. Dari mulutnya terdengar umpatan keras, yang maksudnya mungkin, “Eh tongkol-tongkol-tongkol,” tapi yang terdengar tongkol versi kuis Presiden Jokowi kepada siswa SD di kampung nelayan. “Eh…” (jos, bersambung)
Tags :
Kategori :

Terkait