Irma (nama samaran) tidak yakin suaminya, Erwin (samaran juga), nekat kawin lagi setelah dirinya divonis mandul. Akibatnya, rumah tangga yang baru setahun mereka bangun berakhir dengan perceraian.
Sebenarnya Irma sempat mengandung. Waktu itu, betapa bahagianya perempuan ini mendapati kenyataan ini. Demikian juga Erwin. Sebab, kehamilan Irma sudah cukup lama mereka nanti-nanti. Sekitar setahunan. Apalagi, selama itu waktu ridak berjalan baik-baik saja.
Pada usia kehamilan baru dua bulan, Irma mendapat cobaan yang begitu berat. Ia harus kehilangan janin yang dia kandung. Tanpa diduga, Irma terpeleset saat sedang mandi. "Kejadiannya begitu cepat. Aku jatuh terduduk. Tak berapa lama kemudian keluar darah segar. Seketika itu aku berteriak minta tolong," katanya.
Erwin bergegas mengangkat tubuh Irma yang duduk lemas di lantai kamar mandi. Si istri dibopong keluar kamar mandi. Darah mengucur deras. Yang disayangkan Irma, Erwin mengiringi pertolongannya dengan omelan dan sumpah serapah.
Setelah dibawa ke dokter spesialis kandungan kenalan Erwin, kondisi Irma ternyata cukup parah. Ia dinyatakan keguguran dan harus menjalani operasi. Dengar itu, wajah Erwin memerah. Memendam amarah. Entah ditujukan kepada siapa amarah itu. Yang jelas, kenyataan ini tidak hanya menggoreskan luka di hati Erwin, terutama bagi Irma.
Keesokan harinya Irma menjalani operasi. Ternyata cobaan kembali menghampiri. Setelah dioperasi, dokter memvonis Irma tidak bakal bisa mempunyai anak lagi. Ada kondisi yang tidak memungkinkan Irma mengandung. “Dokter bilang rahimku rusak. Jadi, aku tidak dapat mempunyai anak lagi," ungkapnya.
Mendengar itu semua sangat syok. Irma menangis sejadi-jadinya sambil meratapi nasib. "Aku sampai tidak bisa berpikir apa-apa. Yang ada hanya tangis. Selama dua hari di rumah sakit, Irma tiada hentinya aku menangisi nasibnya.
Sepulang dari rumah sakit, Erwin mendadak berubah. Tidak ada lagi senyum dan tawa. Ia tampak terpukul dengan cobaan beruntun. Bahkan, selama hampir enam bulan setelah kejadian itu, mendadak Erwin meminta waktu khusus Irma.
Dengan sangat hati-hati Erwin lantas mengatakan bahwa terpaksa ia minta izin mau menikah lagi. Memoligami Irma. Bagai mendengar Guntur di musim kemarau, Irma nyaris pingsan.
"Alasan Erwin, ia menginginkan anak sebagai penerus keluarga. Sungguh tidak kusangka ia tega mengatakan itu. Jelas aku tidak mau. Aku menolaknya dengan tegas. Aku lebih baik mengisi sisa hidupku sendirian,” tutur Irma. Lirih. (mg5/jos)