Surabaya, memorandum.co.id - Rumah dengan cat putih serta tembok cokelat tertutup rapat. Tidak ada tanda-tanda kehidupan dari pemilik rumah. Garis polisi pun tidak terlihat di rumah terduga penganiaya asisten rumah tangga (ART) Elok Anggraini Setyawati (45). Rumah ini berada di kompleks perumahan Jalan Manyar Tirtomoyo, RT 01/RW IV, Kelurahan Menur Pumpungan. Pantauan di lokasi, Rumah tersebut jendela dan pintu rumah serta gerbang tidak terlihat celah. Sekitar perumahan cukup elit ini sepi. Tidak ada yang keluar sama sekali. Beberapa kali hanya gojek dan roda empat melewati lokasi. Sebelumnya, seorang ART, Elok Anggraini Setyawati (45) menderita luka lebam di sekujur tubuhnya diduga dianiaya majikannya. Namun, tidak banyak warga tahu terkait hal tersebut. Mereka baru mengetahui kabar ang diduga dilakukan majikannya itu setelah kasus ini terungkap dan tersebar luar di media sosial (medsos). "Kalau mendengar atau melihat langsung penganiayaan itu tidak pernah. Tahunya dari berita online, ART itu disuruh makan kotorannya kucing dan disiksa," pengakuan penghuni rumah di seberang tempat tinggal terduga penganiaya tersebut. Di perempatan jalan yang terletak di dekat lokasi kejadian terdapat pos penjagaan nomor 3. Saat itu sekitar pukul 16.41 terdapat satpam yang mengenakan seragam hitam sedang berjaga. Ketika dikonfirmasi perihal ini, Abdi, satpam perumahan enggan berkomentar banyak. "Nggak tahu saya," singkatnya. Padahal rumah terduga penganiaya jaraknya tidak sampai 50 meter dari pos penjagaan. Sedangkan Ketua RT 01 Abdul Muthalib mengaku awal Ramadan lalu pemilik rumah dan anaknya mengunjungi rumah. "Pemilik rumah sama putrinya datang ke rumah menjelaskan pada keluarga kami. Saat itu posisi saya di luar, sedang bekerja," kata Muthalib. Lantas, adanya laporan itu, RT dan RW mendatangi rumah tersebut dengan tujuan agar mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. "Saat kami ke sana rupanya beliau bekerja. Jadi nggak sempat ketemu. Kami juga sempat berkoordinasi dengan ibu RW dengan harapan agar ibu bersangkutan bisa membina ART nya dengan baik, agar tidak timbul hal hal yang tidak kita inginkan bersama," jelas ketua RT. Muthalib yang baruenam bulan menjabat ketua RT tersebut mengaku kaget mendengar kabar tak sedap belakangan wilayahnya. "Kalau penghuni rumah tersebut sudah lama tinggal," ujarnya. Muthalib berharap dengan kejadian ini dapat diambil hikmahnya. "Serta kami mengharap agar warga kami menjalin hubungan yang baik dengan para ART masing-masing dan memperlakukan mereka secara manusiawi, beradab dan saling asah, asih, asuh," pungkasnya. (alf/fer)
Dugaan Penganiayaan di Manyar Tirtomoyo, Ketua RT Sempat Dilapori Majikan ART
Minggu 09-05-2021,20:04 WIB
Editor : Ferry Ardi Setiawan
Kategori :