Sukseskan Penurunan Angka Stunting, Penyuluh KB Dituntut Lebih Inovatif

Kamis 18-03-2021,15:04 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Pasuruan, memorandum.co.id - Untuk menurunkan angka stunting atau kondisi gizi buruk pada balita, seluruh tim penyuluh Keluarga Berencana (KB) harus lebih inovatif dalam mengemas materi sosialisasi untuk masyarakat. Terlebih di masa pandemi yang hingga saat ini masih belum berakhir. Imbauan itu disampaikan Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf dalam agenda Pembinaan tentang Pendataan Keluarga Tahun 2021 & Program Stunting di Kabupaten Pasuruan yang diselenggarakan oleh Dinas Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti, Rabu (17/3/2021). Gus Irsyad, sapaan akrab Bupati menekankan tentang pentingnya kreatifitas SDM penyuluh KB dalam menciptakan materi sosialisasi. Sehingga pesan komunikasinya dapat diterima masyarakat untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yakni bagaimana para ibu di Kabupaten Pasuruan memiliki edukasi yang bagus tentang upaya pencegahan stunting di lingkungan masing-masing. “Ke depan harus kita rumuskan tentang penanganan stunting kegiatan dalam sosialisasi KB. Tiap tahun tidak boleh ditinggalkan, meski selalu ada sosialisasi. Karena itu harus ada pendataan, survey dan lainnya yang lebih akurat, terutama di masa pandemi," pesannya. Di sisi lain, Gus Irsyad mengimbau kepada para penyuluh KB agar mampu memahami karakter masyarakat di Kabupaten Pasuruan yang tersebar di 24 Kecamatan. Terutama dari segi perbedaan bahasa yang sangat berpengaruh terhadap pemahaman dalam penyampaian pesan. Sehingga komunikasi yang disampaikan akan jauh lebih efektif. “Semua penyuluh KB juga harus paham karakter masyarakat. Misalnya secara penguasaan bahasa agar tidak terjadi miss komunikasi. Karena itu dibutuhkan metode sosialisasi dan edukasi yang efektif sekaligus harus disesuaikan dengan muatan lokal. Karena stunting ini masalahnya kompleks. Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat, pemahaman terhadap kesehatan juga rendah dan kultur masyarakat. Juga masih banyaknya pernikahan dini," tandasnya. Ditambahkan Kepala Daerah, penanganan stunting dan program keluarga berencana adalah tugas bersama. Sehingga semuanya harus saling mendukung, terutama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berkaitan. Porsi anggarannya juga harus kita imbangkan. Sehingga muncul keluarga yang kuat dan berdaya. “Semua program pemerintah harus diukur. Tiap tahun akan dipertanggungjawabkan, baik dalam bentuk laporan keuangan, Forum OPD maupun pengukuran indikator capaiannya. Maka dari itu butuh kolaborasi dari semua OPD. KBPP, Dinas Kesehatan. Sehingga ada supporting kegiatan untuk mengurangi stunting,” jelasnya. Oleh karena itu, Bupati kembali menekankan tentang pentingnya kegiatan pendataan melalui survey sebagai cara untuk memperoleh data-data valid. Selanjutnya dijadikan pijakan dalam mengoptimalkan upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Pasuruan. “Pemkab Pasuruan terus mengusahakan Kabupaten Pasuruan Satu Data yang nantinya akan dijadikan dasar dalam membuat program dan kegiatan. KBPP juga harus kerjasama dengan pihak ketiga, sehingga bisa lebih optimal program kerjanya. Kami juga mengucapkan terimakasih atas kerja keras, dedikasi Bapak dan Ibu penyuluh KB yang selama ini terus mendukung dalam mengimplementasikan visi misi Bupati dan Wabup,” pungkasnya. Hadir dalam pembinaan, puluhan tim penyuluh KB se-Kabupaten Pasuruan juga beberapa OPD pendukung. Seperti Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Keuangan Daerah (BKD) dan PKK. Selain disampaikan secara langsung di hadapan peserta yang hadir di pendopo, kegiatan juga dilaksanakan secara virtual, video konferensi melalui aplikasi zoom meeting diikuti oleh para penyuluh KB yang sedang bertugas di wilayah pembagian tugas masing-masing. (ion)

Tags :
Kategori :

Terkait