Dampak Insentif PPnBM Mobil, Daya Beli Masyarakat Gresik Naik

Rabu 03-03-2021,15:48 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Gresik, Memorandum.co.id - Angin segar bagi industri otomotif makin terasa sejak pemberlakukan Insentif PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) oleh Menteri Perindustrian pada 1 Maret. Menurut Kepala Cabang Auto 2000 Manyar Gresik, Hendy Surja Setijawan, hal tersebut sudah berdampak sejak bulan Februari, tingkat antusiasme masyarakat Gresik untuk membeli mobil meningkat 23% ketimbang tahun 2020. “Meski pemberlakuan Insentif PPnBM baru berlaku 1 Maret, tapi kabar insentif pajak 0% sudah berembus di bulan Februari. Masyarakat tidak ingin melewatkan kesempatan ini, karena insentif ini hanya sementara, mereka takut kehabisan. Jadi dari Februari Booking mobil sudah penuh,” jelasnya, Rabu (3/3/2021). Jika sebelum pandemi, Toyota Auto 2000 Manyar Gresik menjual sekitar 128 unit mobil perbulan. Pascapandemi menghantam ekonomi Indonesia pada tahun 2020 penjualan Toyota Auto 2000 Manyar turun 45% yakni 70 unit mobil Toyota per bulan. Menurut Hendy sejak berhembus kabar PPnBM 0% pada Februari 2021, pemesanan unit Mobil Toyota meningkat mejadi 90 unit mobil di bulan Februari, artinya ada kenaikan 23% dari penjualan perbulan dari tahun 2020. Hal tersebut tentu menjadi kabar baik bagi Industri otomotif. Perlu diketahui ada 5 jenis mobil keluaran Toyota yang mendapatkan insentif PPnBM yakni Avanza, Yaris, Rush dan Sienta. Menurut Hendri , pandemi memang memukul beberapa sektor industri, termasuk industri otomotif, hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang ekonominya terdampak, hal tersebut berbuntut pada penurunan daya beli masyarakat. “Daya beli masyarakat di tahun 2020 memang lesu, bahkan ada yang sudah DP mobil terus batal,” terangnya. Seperti yang diketahu, sejak pandemi menghantam Indonesia satu tahun lalu, PHK (pemutusan hubungan kerja) terjadi dimana-mana termasuk di Kabupaten Gresik. Bebera bisnis mengalami gulung tikar. Seperti yang dialami oleh para UMKM di desa Ngebret Cerme, dari 185 UMKM yang ada di sana, perdata bulan November 2020 menyebutkan, hanya 30 UMKM yang bertahan. Selebihnya gulung tikar. (han/har)

Tags :
Kategori :

Terkait