Oleh: Dahlan Iskan
INILAH pujaan baru anak muda Amerika. Ia nakal tapi jagoan. Ia sukses melakukan kolusi segitiga: medsos, pengecer saham, dan pelaku short seller. Pasar saham terbesar di dunia pun guncang. Pasar saham Wall Street di New York heboh.
Inilah jagoan itu: Keith Gill. Umur 34 tahun. Anaknya satu. Pekerjaannya: staf analis dan bagian pendidikan keuangan sebuah perusahaan asuransi di Massachusetts.
Jago-jago lama goreng saham terasa kuno. Para jagoan lama itu ternganga saat Gill bisa menjadi tokoh sentral penggorengan saham masa kini. Paling fenomenal pula. Yang ia mainkan adalah saham GameStop. (Disway 31 Januari: Robinhood GameStop). Yang harga awal sahamnya hanya USD 17 per lembar. Setelah digoreng menjadi USD 450 per lembar. Hanya dalam waktu satu minggu. Akhir Januari kemarin.
Kini, ketika harga saham GameStop itu terjun bebas lagi –tinggal USD 53 per lembar– Gill jadi gunjingan luar biasa. Kongres Amerika akan memanggilnya. Otoritas pasar modal juga akan memeriksanya.
Ibunda Gill sendiri sampai waswas. Sang ibu sampai bertanya apakah yang dilakukannya itu tidak melanggar hukum. "Aman. Tidak ada peraturan yang saya langgar," ujar Gill kepada ibunya, seperti yang diberitakan harian Wall Street Journal.
Gill memang meminjam uang ibunya. Untuk membeli saham GameStop itu. Pinjaman itu tentu sudah dikembalikan. Keuntungan Gill luar biasa besar dari goreng saham itu. Ia mengaku mendapat laba USD 33 juta dalam waktu seminggu itu. Atau sekitar Rp 500 miliar.
"Saya juga akan beli rumah," ujar Gill. Ia memang belum punya rumah. Yang ia tempati sekarang ini rumah kontrakan. Tidak jauh dari rumah ibunya. Yakni di kota kecil Brockton, satu jam perjalanan dari kota Boston. Ke arah selatan.
Rumah kontrakan itu ada basement-nya. Di ruang bawah tanah rumah kontrakan itulah Gill membangun studio kecil. Di situ Gill membuat video. Tanpa ada yang membantu. Tidak ada juru kamera. Sendirian.
Video-video yang ia buat itu diunggah ke YouTube. Di situ Gill menggunakan nama samaran: DeepFuckingValue. Panjang video rata-rata 10 menit.
Saya tentu membuka video-video tersebut. Isinya: kiat-kiat Gill dalam bermain saham. Ia menyatakan punya style sendiri dalam bermain saham. Ia menamakan style-nya itu sebagai ''deep value''.
Gill hanya mau bermain saham yang mempunyai nilai tinggi. Ia pilih hanya bermain di 20 sampai 30 saham. Lebih fokus. Bisa menganalisis fundamentalnya dan teknisnya.
Ia juga mempromosikan diri sebagai orang yang berhasil main saham dengan return 150 persen. Promosi itu juga ia lakukan lewat Twitter. Juga pakai nama samaran: Roaring Kitty.
Saat tampil di YouTube, Gill hanya mengenakan kaus oblong. Santai. Kadang di bagian atas dahinya, dipasangi kain merah.
Wajahnya ganteng, muda, rambutnya panjang, di sisir rapi ke belakang. Nada bicaranya tidak meledak-ledak. Kalem. Dan meyakinkan.
Gill juga anggota reddit.com. Khususnya di jalur r/WallStreetBets, di bawah Reddit.
Dengan YouTube-nya itu –dan dengan Twitter-nya tadi– Gill membangun kepercayaan di kalangan pelanggan r/WallStreetBets. Pengikutnya banyak. Chatting-nya di r/WallStreetBets jadi favorit.
Gill lantas menggerakkan pengguna forum chatting r/WallStreetBets untuk melakukan short pada saham GameStop.
Mereka bersatu membeli saham GameStop. Yakni perusahaan persewaan alat game dan kontennya.
GameStop bukan perusahaan besar. Sahamnya tidak terlalu diperhatikan orang. Perusahaan itu juga bukan perusahaan hebat. Pernah dua kali bangkrut.
Gill melihat harga saham GameStop terlalu rendah dari seharusnya. Mungkin karena citra perusahaan itu lemah. Harga sahamnya pun murah.
Gill membelinya. Tujuh bulan lalu. Dengan uang pinjaman dari ibunya. Lalu ia merekam video-video YouTube-nya. Dan menggalakkan Twitter-nya.
Ketika pengguna r/WallStreetBets sudah percaya padanya dilakukanlah short. Lewat broker eceran saham Robinhood. Dari broker itu mereka meminjam saham. Untuk dimainkan: menaikkan dan menurunkan harga saham GameStop. Mereka membeli saat harga jatuh, menjual saat harga naik.
Lalu terjadilah yang sudah terjadi minggu lalu itu. Uang Rp 1.000 triliun ludes di saham GameStop. Terutama uang dari perusahaan-perusahaan hedging. Dan dari pembeli perorangan. Yang jumlahnya sekitar 5 juta orang.
"Pokoknya kalau Gill masih di dalam permainan ini kita pun masih ikut di dalamnya," ujar anggota r/WallStreetBets. Yang dimaksud adalah Gill. Mereka begitu percaya padanya.
Kerugian terbesar diderita Melvin Capital. Lalu Citadel. Dua perusahaan hedging itu sendiri diduga rugi sampai Rp 100 triliun.
Gill bukan mahasiswa waktu kuliah dulu. Almamaternya pun bukan universitas terkemuka. Ia lulusan –mungkin Anda belum pernah mendengar namanya– Stonehill Collage. Yakni perguruan tinggi kecil di kota kecil di sebelah kota Brockton.
Ketika Juni 2019 ia membeli saham GameStop harganya masih USD 5 per lembar. Ia membeli sebanyak USD 53 ribu. Setelah 7 bulan ia aktif di medsos, saham GameStop naik drastis. Ia bisa untung sampai USD 350 juta.
Medsos, di zaman ini, ternyata sudah bisa diajak kolusi. (*)