PMI Jember-RSD dr. Soebandi Teken Kerjasama Pelayanan Plasma Darah

Kamis 07-01-2021,15:59 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Jember, Memorandum.co.id - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember dan RSUD dr. Soebandi menyiapkan kado istimewa di awal Tahun 2021. Hari ini, Kamis (07/01/2021), PMI Kabupaten Jember dan RSD dr Soebandi Jember menggelar penandatanganan kerjasama pelayanan plasma Konvalesen. Sebagai upaya memberikan pelayanan terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 yang kondisinya cukup berat. Sampai hari ini banyak kalangan menilai terapi plasa konvalesen evektif untuk menyembuhkan pasien Covid-19 yang kondisinya berat. "Kerjasama pelayanan plasma konvalesen ini menyikapi kondisi pandemi Covid-19 yang butuh keseriusan penanganan. Untuk itu, PMI Kabupaten Jember dan RSD dr Soebandi berkolaborasi untuk memproduksi plasma konvalesen dan miliki satu alat Apheresis," ungkap Ketua PMI Kabupaten Jember, EA Zaenal Marzuki dalam sambutannya, Kamis (7/1/2021). Lanjut Zaenal, kebutuhan plasma konvalesen saat ini sangat besar. "Mengingat manfaat plasma konvalesen cukup baik," tuturnya. "PMI berkoordinasi dengan pihak RSD dr Soebandi untuk bisa memenuhi plasma konvalesen di daerah jejaring PMI Jember meliputi Kabupaten Jember, Lumajang, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Kabupaten dan kota Probolinggo. Kerjasama ini berkaitan secara teknis terkait dengan SDM dan peralatan produksi plasma konvalesen," jelasnya. Zaenal juga mengatakan jika pemenuhan plasma konvalesen sesuai dengan Tupoksi PMI sebagaimana amanat UU No 1 Tahun 2018. "PMI harus turut serta dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan, khususnya pemenuhan kebutuhan darah," pungkasnya. Berdasar data terhimpun, terapi plasma konvalesen merupakan salah satu cara ampuh untuk menyembuhkan Covid-19. Adapun plasma konvalesen berasal dari plasma sel darah mantan penderita Covid-19 yang sudah sembuh. Para penyintas plasma konvalesen harus melalui proses ketat untuk bisa menjadi pendonor. Plasma konvalesen memberikan antibodi yang sudah jadi dari seseorang ke orang. Kini banyak kalangan yang minta pendonor plasma darah dari penyitas Covid-19. Ketua PMI Kabupaten Jember, menjelaskan, tingginya angka pasien baru Covid-19 di Jember, maka pihaknya bersinergi dengan RSD dr. Soebandi memproduksi Plasma konvalesen atau plasma darah yang diambil dari pasien Covid-19 yang telah sembuh kemudian diproses agar dapat diberikan kepada pasien yang sedang terinfeksi virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19. Menurut Direktur RSD dr Soebandi, dr Hendro Soelistijono, selama ini dia menyadari partisipasi masyarakat terutama penyintas Covid-19 masih tergolong rendah untuk mendonorkan plasma darahnya. Secara umum, hingga saat ini ada beberapa pasien telah menjadi pendonor plasma konvalesen yang tersebar di Kecamatan di Jember. Dari jumlah tersebut, hasilnya juga tergolong rendah dari 8 penyintas Covid-19 donor plasma konvalesen hanya 4 yang memenuhi syarat. Sedangkan, permintaan dari rumah sakit untuk plasma konvalesen masih tinggi. "Sehingga perlunya kita bekerjasama, PMI menyarankan pasien agar berinisiatif mencari dan menyiapkan pendonor plasma konvalesen. Alat apheresis ini Jember masih ada satu, satu kali produksi selama 35 menit, hari ini tersedia plasma golongan A tersedia 600 cc dan golongan O dan diusahakan dapat 4 golongan plasma darah, sementara kendala yang dihadapi masih minimnya pendonornya," tutup Direktur RSD dr Soebandi Jember. Sementara, dr. Dudung Ari Rusli, Kepala UDD PMI Kabupaten Jember menjelaskan, donor penyintas ini nantinya akan diambil plasma darah di dalam tubuhnya dan diperiksa, hingga hasilnya akan diberikan kepada pasien Covid-19 yang sedang terinfeksi dengan gejala sedang hingga berat. Dudung menjelaskan, terkait syarat untuk donor plasma darah untuk plasma konvalesen Covid-19. “Diutamakan laki-laki, jika perempuan, yang belum pernah hamil, karena jika sudah pernah hamil maka dalam plasma darahnya akan mengandung antibodi yang cukup beresiko jika ditranafusikan ke orang lain,” tuturnya. Kemudian sehat dan dibuktikan dengan hasil laboratorium. “Bebas dari infeksi virus corona, atau telah sembuh minimal selama 14 hari. Bebas dari virus, parasit atau patogen lain berpotensi bisa ditransmisikan melalui darah, memiliki antibodi yang cukup tinggi," tambah dr. Dudung Ari Rusli.(edy)

Tags :
Kategori :

Terkait