Surabaya, memorandum.co.id - Yatiek (33), satu dari sembilan bandar dan kurir yang diamankan anggota Satreskoba Polrestabes Surabaya dengan barang bukti 1,5 kilogram sabu, bisa dibilang nekat. Untuk mengantisipasi pantauan pihak berwajib, warga Manukan itu tega menyuruh keponakannya yang masih ingusan untuk mengantar dan meranjau sabu ke calon pembeli. Yatiek menyebut istilah kurir itu menjadi gendong. Parahnya, wanita yang sehari-hari menjaga warung kelontong itu tega mengancam bocah yang masih duduk di sekolah dasar (SD), itu jika menolak mengirim sabu. "Mengancam tidak dikasih uang jajan," kata Kasatreskoba Polrestabes Surabaya AKBP Memo Ardian, Senin (26/10/2020). Hal tersebut, lanjut Memo, yang membuatnya geram terhadap para pelaku peredaran narkoba. "Ungkapan dari tersangka Yatiek itulah yang membuat prinsip saya memerangi narkoba semakin teguh. Bagaimana tidak, anak sekecil itu yang bahkan tidak tahu isinya, disuruh mengantar barang," tandas dia. Meski demikian, perintah dengan ancaman yang dilakukan Yatiek, tidak menutup kemungkinan mengguncang psikologi korban. Untuk memulihkan hal itu, Satreskoba sudah berkordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). "Kami sudah kordinasi untuk pendampingan korban," tegas Memo. Diberitakan sebelumnya, anggota gabungan Satreskoba Polrestabes Surabaya melibas bandar dan kurir narkoba jaringan Surabaya, Gresik, Madura Jombang. Total ada sembilan tersangka diamankan dengan barang bukti 8,8 kilogram sabu, 17 ribu butir happy five, 20 ribu pil koplo, 440 butir ekstasi, 1, 2gram ganja dan 166 gram serbuk bahan ekstasi. Tersangka masing-masing Pandu Ismoyo (25), warga Jalan Karangpilang; Bahrudin (29), warga Pandaan, Pasuruan; Yatiek (31), warga Manukan; Zakaria alias Gendut (32), warga Mojowarno, Jombang; Tumbur Hot (52), warga Waru Sidoarjo; Mochamad Ismail (38), warga Pacarkeling dan Suyatno (38), warga Prigen Pasuruan dan Gadis (22), warga Surabaya. Memo menyebut, jika keluarga besar tersangka Yatiek hampir semua terlibat jaringan narkoba. Bahkan, saat ini keluarganya mendekam di Lapas di Jawa Timur. "Pamannya saat ini mendekam di Lapas Pamekasan. Kakak di Lapas Madiun. Begitu juga adiknya juga sebagai terpidana dalam perkara yang sama," pungkas dia. (fdn/fer)
Manfaatkan Keponakan Gendong Sabu ke Pembeli
Senin 26-10-2020,20:06 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Senin 22-12-2025,13:12 WIB
Tipu Bos CV Sentosa Abadi Steel Rp6,3 M, Arfita Dihukum 26 Bulan Bui
Senin 22-12-2025,12:35 WIB
Pria Gampengrejo Gantung Diri di Teras Rumah Istri
Senin 22-12-2025,09:59 WIB
Borong 22 Medali Emas, Kontingen PSHT Nganjuk Berjaya di Ngawi Championship 1
Senin 22-12-2025,14:53 WIB
Usai Disemprot Bupati, Dishub Tulungagung Kebut Pemasangan Traffic Light di Jalan Teuku Umar
Senin 22-12-2025,15:05 WIB
8 Tahun Melangkah Bersama, Komunitas Line Dance Pasmanbaya Jaga Kebugaran dan Eratkan Silaturahmi Alumni
Terkini
Selasa 23-12-2025,09:31 WIB
Saat Tak Terduga Datang, JKN Hadir Beri Rasa Aman bagi Peserta
Selasa 23-12-2025,09:21 WIB
Gagal Gasak Motor, Pelaku Curanmor di Pucang Jajar Ditangkap Warga Satu Masih Buron
Selasa 23-12-2025,09:00 WIB
Gara-Gara Padel: Hobby Baru yang Menyita Waktu (1)
Selasa 23-12-2025,08:52 WIB
Warga Tempurejo Jember Resmi Miliki Tanah, 1.700 Sertipikat Redistribusi Jadi Simbol Keadilan Agraria
Selasa 23-12-2025,08:49 WIB