Sidoarjo, memorandum.co.id - Tingginya angka stunting (kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama) menjadi tantangan tersendiri di Indonesia, tak terkecuali Sidoarjo. Data Dinas Kesehatan Jatim mencatat jika Kabupaten Sidoarjo menduduki kasus tertinggi stunting di Jatim, ter-update sebesar 27,3 persen. Di tahun ini sendiri desa-desa prioritas dalam pencegahan kasus stunting ada di delapan kecamatan yaitu Kecamatan Gedangan, Jabon, Tarik, Taman, Candi, Sidoarjo, Tulangan, dan Sedati. Tingginya masalah gizi ini pun menjadi salah satu fokus program kerja pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo Kelana Aprilianto-Dwi Astutik jika diamanahkan menduduki kursi pendopo pada kontestasi Pilkada 2020. Cawabup nomor urut tiga ini mengatakan, jika stunting menjadi perhatian pihaknya. “Menjadi PR (pekerjaan rumah) besar bagi saya dan Pak Kelana untuk mencegah kasus stunting, kita tahu stunting di Sidoarjo sangat tinggi maka dari itu kita akan mengedukasi secara masif kepada masyarakat,” ucapnya Langkah konkrit Kelana-Dwi Astutik sendiri yakni menyinergikan setiap kegiatan posyandu dengan puskesmas untuk memberikan penyuluhan, khususnya pada ibu hamil. ”Stunting dimulai sejak dalam kandungan sampai 1.000 hari umur anak atau sekitar dua tahun. Maka dari itu, kita akan sinergikan antara posyandu dan puskesmas. Selain itu kami juga akan menggandeng organisasi perangkat daerah (OPD), PKK, bahkan lewat para Nyai yang bisa menyelipkan edukasi saat pengajian,” jelas cawabup. Ditambahkan Dwi Astutik, paslan nomor urut tiga ini mempunyai program percepatan pencegahan stunting yang dilakukan secara bersama-sama. Di antaranya komitmen pemimpin, kampanye perubahan perilaku, konvergensi program, akses pangan bergizi, pemantauan dan evaluasi program. Jika semua ini berjalan maka diharapkan angka stunting bisa menurun bahKan tidak ada di Kota Delta. Selain itu, tak kalah penting disampaikan pasangan Sidoarjo Makmur ini adalah pasokan air bersih yang berperan dalam pencegahan stunting. “Stunting ini kan urusan gizi, jadi memang kita harus mencukupi gizi mulai dari ibu hamil, sampai bayi itu harus diimunisasi, diperhatikan pertumbuhannya, Bagaimana dengan air bersihnya,” pungkasnya. Dwi Astutik yang juga tokoh Dewan Pendidikan Jatim ini berpesan, meski stunting bukan termasuk penyakit namun stunting tidak bisa dipandang sebelah mata. Anak dengan kondisi stunting cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibanding anak yang tumbuh optimal. Selain itu, stunting juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami berbagai penyakit kronis ketika dewasa, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Diketahui stunting sendiri dapat disebabkan oleh faktor genetik, sanitasi yang kurang baik, serta kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan. Meski begitu stunting dapat dicegah sejak dini bahkan sejar masa kehamilan. (ags/jok/fer)
Kelana-Dwi Astutik Fokus Tekan Kasus Stunting di Sidoarjo
Kamis 15-10-2020,18:36 WIB
Editor : Ferry Ardi Setiawan
Kategori :