Surabaya, memorandum.co.id - Gerakan aksi turun jalan ribuan buruh sebagai upaya terakhir menentang pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law yang sudah mencederai nasib pekerja tanah air. Kalangan buruh termasuk di Jatim menggelar mogok nasional, Selasa (6/10) besok, sebagai bentuk penolakan RUU yang mengeksploitasi buruh. Meski sudah menuai protes dari serikat buruh di Tanah Air, pemerintah dan DPR RI tidak bergeming dan terus melanjutkan pengesahan RUU yang masuk dalam paket Omnibus Law. Anggota Komisi E DPRD Jatim Mathur Husyairi menegaskan, menerima aspirasi pekerja Jatim yang tetap tidak bergeming menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja. “Kami memahami keresahan pekerja di Jatim. Karena memang undang-undang itu sangat tidak berpihak pada kepentingan pekerja,” tegas Mathur, Senin (5/10/2020). Politisi asal pulau Garam Madura ini menegaskan, silakan rakyat menilai. Siapa anggota dewan atau wakil rakyat yang bersunguh-sunguh mengawal kepentingan rakyat (menolak Omnibus Law), siapa yang sekadar ikut-ikutan atau bermain aman, dan siapa yang menghianati kepentingan rakyat. “Siapa yang bermain aman, siapa yang bersunguh-sunguh mengawal kepentingan rakyat,” terang dia. Politisi Indrapura ini tidak menampik Undang-Undang Cipta Kerja banyak poin yang merugikan kepentingan pekerja. Karena itu desakan penudaan pengesahan terus menguat. “Karena membuka persaingan bebas. Apalagi kewenangan perusahaan diberikan begitu sangat kuat. Sangat merugikan kepentingan pekerja,” ujarnya. Dirinya mengaku siap hadir ke DPRD Jatim untuk menerima hearing dengan perwakilan buruh Jatim. “Gerakan, Selasa (6/10) besok bagian protes dan demokrastisasi penolakan pengesahan undang-undang yang dinilai tidak pro rakyat,” tutur Mathur Husyairi karena Omnibus Law berpotensi membuka persaingan bebas antar pekerja lokal dengan pekerja asing. Dirinya berharap, pimpinan DPRD Jatim, dan seluruh anggota dewan Jatim ikut mengawal protes pekerja Jatim. Meski pengesahan Undang-Undang Omnibus Law ini, menjadi kewenangan DPR RI dan pemerintah pusat. “Saya pikir, mari kita memahami aturan mainnya. Masyarakat harus menilai, siapa (anggota DPR RI) yang sesunguhnya getol mengawal RUU Omnibus Law. Membuka mata kita bersama, siapa yang bermian aman dan siapa membela kepentingan rakyat,” tegas politisi PBB ini serius. (day/fer)
Siapa Dibalik Pengesahan Omnibus Law
Senin 05-10-2020,18:59 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Selasa 09-12-2025,16:31 WIB
Kejati Jatim Sita Rp 47 Miliar dan USD 421.046 dalam Kasus Korupsi Pelabuhan Probolinggo
Selasa 09-12-2025,15:09 WIB
Skandal Kepailitan CV Zion, Kuasa Hukum Buruh Bongkar Penggelapan Dana Kurator, Soroti Polisi Tak Profesional
Selasa 09-12-2025,08:28 WIB
Maling Masuk Pakal Pejuang Timur, Bobol 2 Rumah dan 1 Masjid
Selasa 09-12-2025,15:13 WIB
Dump Truk Seruduk 10 Kendaraan di Pasar Gondanglegi Pasuruan
Selasa 09-12-2025,15:33 WIB
Bantuan 100 Becak Listrik Presiden Diproritaskan Buat Lansia dan Penghasilan Rendah
Terkini
Rabu 10-12-2025,06:49 WIB
Lennart Karl Pecahkan Rekor! Wonderkid Bayern Cetak Gol Tiga Laga Beruntun di Liga Champions
Rabu 10-12-2025,06:43 WIB
Liverpool Tetap Garang di San Siro: Penalti Telat Szoboszlai Kunci Kemenangan Tanpa Salah
Rabu 10-12-2025,06:41 WIB
Polresta Malang Kota Gelar Rakor Kesiapsiagaan Bencana, Dirikan Dua Posko Terpadu
Rabu 10-12-2025,06:17 WIB
Peringatan Hakordia 2025, Universitas Brawijaya Perkuat Komitmen Perangi Korupsi
Rabu 10-12-2025,06:00 WIB