Sidoarjo, Memorandum.co.id - Masyarakat Sidoarjo mengeluhkan kualitas beras bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) yang berbau apek dan berwana kuning.
Diungkapkan sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Sosial Beras (BSB) di Desa Wonomelati dan Cangkring, Kecamatan Krembung dan sebagian warga Desa Bulang Kecamatan Prambon.
Bantuan dampak covid-19 khusus penerima Program Keluarga Harapan (PKH) ada sekitar 266 warga Desa Wonomlati, 144 warga desa Cangkring di Kecamatan Krembung, dan 171 warga Desa Bulang.
"Beras dari Bulog bulan September ini berbau apek berwarna kuning. Saya ini warga tidak mampu, diberi beras kita ucapkan terima kasih. Tapi, yaa....jangan dengan kualitas seperti ini, jelek," ujar Bu W, Warga KPM Desa Wonomelati yang meminta namanya disamarkan.
Bantuan Sosial Beras (BSB) yang diterima warga Sidoarjo sebanyak 15 kilo tiap bulan dan hanya diterimakan selama 3 bulan saja. Bantuan beras dari Kemensos ini distributornya adalah Perum Bulog.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Dhamroni Chudlori mengatakan, hampir tiap Tahun BPNT ada saja temuan beras tidak layak dikonsumsi.
"Saya dapat informasi dari masyarakat Minggu kemarin (4/10) dan sangat menyayangkan program pemerintah tidak ada pengawasan dari Bulog ini hampir terjadi tiap tahun," ungkapnya.
Informasi yang diterima, di Desa Wonomelati ada sekitar 260 warga penerima manfaat BPNT. Mereka ini rutin setiap bulan menerima bantuan beras 15 kilogram program Kementerian Sosial. Dan pihak distributor yakni Perum Bulog.
Sayangnya, pihak Bulog Jatim saat dikonfirmasi via WhatsApp (WA), tidak merespon.(ags/jok)