Malang, Memorandum.co.id - Sandi Rusanti (39), warga Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang meninggal dunia setelah mobil yang ditumpanginya tertabrak kereta api (KA) Penataran di perlintasan kerata api Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Kamis (10/9/2020) sekitar pukul 11.45 WIB. Nasib nahas Sandi dan enam penumpang mobil Xenia N-1784-EU ini terjadi saat mereka hendak pulang seusai mengikuti arisan di sekolah anaknya. “Jadi mobil yang dikemudikan suaminya Bu Sri Utami, warga Desa Talangagung, Kepanjen yang juga salah satu korban luka melaju dari arah selatan mau ke utara,” jelas Kapolsek Sumberpucung, AKP Effendi Budi Wibowo saat ditemui di lokasi kejadian. Di perlintasan kereta api yang kebetulan tidak berpalang pintu itu, kendaraan lain seperti sepeda motor sudah berhenti, tapi entah kenapa mobil Xenia ini terus melaju dan akhirnya dihantam kereta api dari arah timur. Akibatnya, satu orang meninggal dunia di TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan enam orang luka berat, anak-anak tiga orang, dan tiga orang dewasa. Menurut Kapolsek, warga yang berhenti sudah berusaha meneriaki sopir, namun diduga sopir tidak mendengar teriakan tersebut sehingga mobil tetap melaju. “Sepertinya sopir tidak mendengar sehingga kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Untuk itu saya mengimbau kepada pengguna jalan, kalau melewati perlintasan kereta api tanpa palang pintu agar berhati-hati, usahakan berhenti sejenak untuk melihat apakah ada kereta mau lewat, kemudian kecilkan volume musik kendaraan anda,” imbau Effendi. Usai dievakuasi, korban luka berat maupun meninggal langsung dilarikan ke RSUD Kanjuruhan Kepanjen. “Korban semuanya kami bawa ke RSUD Kanjuruhan. Kita berkoordinasi dengan PT KAI (Kerata Api Indonesia-red) dan Satlantas Polres Malang untuk evakuasi mobil,” tandas Kapolsek Sumberpucung. Sementara itu, Kepala UPT Jalan Jalan Rel Malang PT KAI, Supriyadi menyampaikan, kereta yang menabrak adalah kereta api Penataran. “Keretanya Penataran nomor 449 tujuan Blitar. Mobil sendiri sempat terseret ke arah barat sejauh dua ratus lima puluh meter dari perlintasan,” ujarnya. Menanggapi kejadian kecelakaan di perlintasan kereta api tanpa palang pintu dan penjaga, Imam (45), warga Dusun Kebonsari, Desa Ngebruk meminta kepada PT KAI agar memasang palang pintu atau setidaknya penjaga. “Agar kejadian seperti ini tidak terulang kami minta itu, setidaknya ada penjaga, ini kan jalan ramai, kalau warga sekitar sudah hafal kalau ada kerera mau lewat, tapi kalau orang luar daerah kan tidak paham. Mohon PT KAI memperhatikan hal ini,” tutur Imam. (dia)
Xenia Dihantam KA Penataran di Malang, 1 Tewas, 6 Luka Berat
Kamis 10-09-2020,15:56 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :