Gresik, Memorandum.co.id - Pelabuhan bongkar muat curah kering dan log yang dikelola PT Gresik Jasatama (GJT) bersama PT Pelindo III (Persero) yang bertempat di Kelurahan Kemuteran Kecamatan Gresik Kota kembali beroperasi, Rabu (12/8). Sebanyak 500 personil dari gabungan personil Polda Jatim, Polres Gresik - TNI dan Satpol PP berjaga di sekitar lokasi. General Manager PT Pelindo III Cabang Gresik, Sugiono menjelaskan, terminal curah dan log GJT merupakan kerjasama BOT dengan Pelindo III. "GJT merupakan mitra Pelindo III. Sejak November 2019 tidak beroperasi karena mendapat protes warga. Padahal sesuai regulasinya dari kementerian perhubungan, dermaga ini memang digunakan untuk bongkar muat curah dan log. Semua prosedur sudah dilakukan termasuk pencegahan polusi udara," ujarnya, Rabu (12/8). Saat ditanya terkait penolakan warga sekitar, Sugiono menjelaskan, pihaknya berusaha melakukan pendekatan dengan masyarakat ring satu. Selain itu upaya-upaya untuk mengatasi keluhan masyarakat juga sudah dilakukan. Seperti halnya memasang jaring penghalang debu, menanam pohon dan menyiram jalanan yang dilewati kendaraan pengangkut. Untuk mengamankan situasi dan kondisi, sedikitnya 500 personil gabungan diterjunkan di lapangan. Di tempat berbeda, gelombang penolakan warga mulai mencuat. "Intinya kami ingin operasi bongkar muat batu bara dihentikan dan dipindahkan ke tempat lain. Untuk bongkar log silahkan. Karena imbas dari bongkar muat batu bara tersebut menyebabkan debu yang mengotori rumah, tempat ibadah warga. Selain itu masyarakat juga mengeluhkan masalah kesehatan. Coba cek satu per satu pasti paru-paru masyarakat berwarna hitam", keluh seorang bernama Andre bersama puluhan warga. Andre menambahkan, sebenarnya sudah ada MoU antara perusahaan, warga dan DPRD Gresik. Bahwa ketika pelabuhan JIIPE yang ada di Kecamatan Manyar sudah rampung, operasi bongkar muat batu bara akan dipindah ke sana. Namun urung dilaksanakan. Dihubungi terpisah, pimpinan PT GJT Edi menjelaskan, penolakan tersebut sudah beberapa kali terjadi. Terakhir pada November 2019 yang mengakibatkan operasional harus dihentikan selama kurang lebih 10 bulan. Akibatnya, puluhan karyawan harus di PHK dan omset perusahaan terus mengalami penurunan. "Kami sudah berupaya komunikasi dengan masyarakat sekitar, saya juga hadir kalau diundang baik di desa, kecamatan atau forum komunikasi. Upaya untuk mengantisipasi polusi debu juga sudah dilakukan," ujarnya. Dan terkait pemindahan operasional ke pelabuhan JIIPE, ia menerangkan tidak bisa dilakukan. Karena pelabuhan JIIPE tidak bisa digunakan untuk bongkar muat batu bara.(and/har)
GJT Beroperasi Kembali, 500 Personil Disiagakan
Rabu 12-08-2020,18:23 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Minggu 29-12-2024,18:04 WIB
Kecewa karena Kalah di Kandang Bali United, Munster Evaluasi Tim Jelang Putaran Kedua
Minggu 29-12-2024,11:33 WIB
Terowongan Bawah Tanah Joyoboyo Bocor Usai Diresmikan, DPRD Desak Kontraktor Bertanggung Jawab
Minggu 29-12-2024,16:27 WIB
Rekayasa Cuaca, Intensitas Hujan di Tulungagung Berkurang
Minggu 29-12-2024,10:43 WIB
Seminar Peran Media dan LSM dalam Pembangunan Kabupaten Lamongan
Minggu 29-12-2024,18:01 WIB
Pemkot Surabaya Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem dan Pasang Air Laut Akhir Desember 2024
Terkini
Minggu 29-12-2024,20:30 WIB
Jalin Silaturahmi dengan Media, Kapolsek Wonokromo Tekankan Pentingnya Informasi Aktual
Minggu 29-12-2024,20:26 WIB
Kurir Paket Dibacok, Uang Rp 7 Juta Raib
Minggu 29-12-2024,20:20 WIB
Hadiri Tradisi Korps Praja, Walikota Pasuruan Harapkan Alumni Jadi Suri Tauladan
Minggu 29-12-2024,20:10 WIB
Hormati Wulan Kapitu, Wisata Gunung Bromo Tutup Sementara
Minggu 29-12-2024,20:05 WIB