Surabaya, Memorandum.co.id - Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo, Surokim Abdussalam menilai, rekomendasi Paslon PDIP untuk Pilwali Kota Surabaya termasuk yang rumit dan interplay. "Pertarungan relasi kuasanya yang sengit sehingga butuh waktu hingga last minutes," kata Surokim dihubungi Memorandum.co.id, Selasa (11/8/2020) siang. Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) ini juga melihat, PDIP sangat ekstra hati-hati untuk Pilwali Surabaya. "PDIP menurut saya tetap menjadikan Surabaya sebagai liga pilkada penting sehingga pengambilan keputusan juga alot," cakap pria kelahiran Lamongan ini. Langkah PDIP yang tak kunjung mengumumkan hasil rekom, dinilai Surokim ada plus dan minus. "Plusnya memang bisa menyembunyikan kekuatan kepada lawan sekaligus bisa merusak fokus konsentrasi lawan dan juga mendelay lawan tetapi minusnya persiapan paslon akan relatif pendek. Sementara pilkada kali ini tidak biasa dan masuk kategori pilkada sulit yang butuh persiapan panjang dan ekstra keras," sebutnya. Delay ini, menurutnya, akan memberi sentimen elektoral pada PDIP di antaranya, PDIP bisa mengontrol situasi dan sekaligus bisa mendapat efek rasa penasaran publik untuk menjadikan PDIP selalu menjadi episentrum isu pilkada. "Dan jika hal itu bisa dikelola dengan baik akan bisa menguntungkan PDIP dengan menjadikan penasaran publik sebagai insentif elektoral jika bisa dikelola dengan tepat. Saya pikir itu juga bisa menjadi bagian dari strategi mengganggu konsentrasi lawan. Kendati harus juga diwaspadai bahwa pilkada ini memang tidak mudah bagi semua kontestan," pungkasnya. (alf)
Menimbang Sikap PDIP di Pilwali Surabaya, Ini Plus-Minusnya
Selasa 11-08-2020,13:16 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :