Gaya Berpartai Pragmatis, Pilwali Surabaya Berpotensi Calon Tunggal

Senin 10-08-2020,19:14 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Surabaya, Memorandum.co.id – Ajang pemilihan Walikota  Surabaya berpotensi diikuti calon tunggal. Kendati tidak sehat untuk demokrasi, namun kondisi lawan bumbung kosong itu bisa saja terjadi. “Memang tidak sehat buat demokrasi, tapi kalau gaya berpartai pragmatis ya mungkin saja itu dilakukan karena yang penting sudah melakukan pilkada dan sudah dapat biaya operasional meskipun hanya untuk kepentingan sebagian pengurus saja,” ujar pengamat politik Edward Dewaruci kepada Memorandum.co.id, Senin (10/8/2020). Apabila benar Pilkada Surabaya diikuti satu pasang calon, lanjut mantan Komisioner KPU Surabaya itu, maka bisa dikatakan partai politik gagal melakukan kaderisasi. Saat ini hanya Machfud Arifin yang sudah pasti mengantongi tiket masju dalam pemilihan Walikota Surabaya 2020. Tak tanggung-tanggung, mantan Kapolda Jatim itu mendapat dukungan dari delapan partai politik. Kedelapan parpol itu PKB, PPP, Nasdem, Golkar, Demokrat, PAN, Gerindra dan terakhir PKS.  Total perolehan kursi di DPRD Surabaya dari delapan parpol itu 31 kursi.  Sementara PDI Perjuangan hingga berita ini diturunkan masih belum juga menjatuhkan pilihan. Apakah ada peluang partai Moncong Putih ikut bergabung dalam koaliasi besar tersebut? Sehingga kemudian memunculkan calon tunggal? Memang kondisinya tergantung PDI Perjuangan apakah mau menerima tawaran koalisi 8 partai yang sudah sudah menyatakan dukungan ke Machfud Arifin. Selama tiga periode pemilihan walikota, jago PDI perjuangan selalu menang. “Yang pasti kalau ditanya prosentase apakah PDI Perjuangan bergabung dengan koalisi besar ya masih 50:50, PDI Perjuangan apakah mau jadi partai yang perkasa sendirian tanpa dukungan partai lain,” pungkas Teted, panggilan karib Edward Dewaruci. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait