Oleh: Dahlan Iskan
Sebagai koran Surabaya, Memorandum tumbuh kokoh bersama Kota Surabaya. Memo --begitu pembaca menyebutnya-- berkewajiban pula menumbuhkan Kota Surabaya.
Ultah Memo kali ini baiknya dipakai juga untuk menghargai upaya membuat Surabaya kian baik. Alun-alun kota kian menjadi ikon baru Surabaya. Jalan Tunjungan kian menarik --dan disukai warga kota. Sudah waktunya Pasar Tunjungan dan Pasar Genteng Kali diperankan untuk parkir motor malam hari --semua kendaraan parkir di sana.
Penghargaan tinggi juga perlu diberikan pada Polda Jatim yang mengubah wajah perempatan Jalan dr Sutomo. Dulunya, pemandangan perempatan itu terganggu oleh pos polisi. Kini berubah total: ada patung pahlawan berkuda di situ. Patungnya sangat bagus. Ukurannya tepat. Penempatannya pas banget.
Waktu pos polisi itu dibongkar dan dipasangi pagar seng, saya sempat khawatir: akan dibangun pos polisi yang lebih besar. Setelah pagar dibuka: horeeee! Ternyata muncul pemandangan indah patung pahlawan berkuda.
Saya menduga yang membangun itu Polda Jatim karena yang meresmikannya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dari situ saya pun usul: bagaimana kalau Kantor Polsek Tegalsari yang dibakar masa akhir Agustus lalu jangan dibangun ulang. Biarlah lokasi itu jadi taman kota --dibangun patung lagi juga lebih baik. Pun kalau harus dibangun 'taman pendidikan' Polri. Kantor polseknya dibangun di lokasi lain yang lebih memadai. Wali Kota Surabaya rasanya bisa mengusahakan lokasi penggantinya.
Taman Bungkul kini juga sudah lebih indah. Pos-pos polisi yang di situ sudah dibongkar. Pos polisi darurat di Taman Bungkul pernah justru kian besar untuk penanganan Covid-19. Kini Taman Bungkul sudah normal kembali.
Sebagai koran Surabaya, Memo perlu lebih sering mempahlawankan orang-orang dan lembaga yang ikut membangun dan memajukan Surabaya.
Dari Jeddah saya ucapkan selamat ulang tahun, Memo tersayang!