SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Insiden ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Maulana Alfan Ibrahim.
Bocah berusia 13 tahun itu merupakan salah satu dari daftar 59 korban tewas. Dia meregang nyawa pada Senin, 29 September 2025 lalu di Rumah Sakit (RS) Siti Hajar. Jasad anak yang tinggal di Jalan Karang Anyar Kulon X, Pabean Cantikan itu sudah dimakankan di Madura.
BACA JUGA:Hari ke-8 Tragedi Maut Ponpes Al Khoziny, 17 Jenazah Sudah Teridentifikasi
Mini Kidi--
Juliana, bibi bocah yang akrab disapa Baim itu bercerita, Baim baru tiga bulan mondok di sana. Bocah yang dikenal tak suka neko-neko itu memang memiliki keinginan mondok yang sangat kuat. itu karena hampir seluruh kelurganya jebolan dari Ponpes Al Khoziny.
"Iya dari kecil memang pengen mondok. Pamannya, saudara saya kan mondok di sana. Saya juga alumni di sana," ucapnya dengan posisi mata yang berkaca-kaca mengenang Baim.
Baim tak mondok sendirian di sana. Ada Kevin. Kakak sepupu Baim. Kevin sendiri merupakan satu dari 104 orang korban selamat. Sewaktu kejadian, mereka berdua memang sedang melaksanakan salat ashar.
BACA JUGA:Evakuasi Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny, Pemkab Sidoarjo dan BNPB Pastikan Rampung Selasa
Bangunan tiga lantai itu tiba-tiba ambruk. Mereka berdua dan korban lain tertimbun beton. Kevin yang merupakan anak Juliana berhasil keluar lewat celah sempit.
Kepada Juliana, Kevin bercerita, setelah berhasil menyelamatkan dirinya dari reruntuhan, satu rekannya mengabarkan bila Baim masih ada di dalam. Posisinya tertimbun reruntuhan.
"Ketika keluar dari lobang dia (Kevin) dipanggil temannya suruh angkat, ini tolong adiknya (Baim) itu langsung dia lari masuk lagi, mencari adiknya itu," lanjutnya.
BACA JUGA:Babak Baru Tragedi Ponpes Al Khoziny, Polisi Akan Gelar Penyelidikan dalam Waktu Dekat
Posisi Baik berhasil ditemukan. Dia berada dibalik reruntuhan tembok besar. Kevin kemudian menarik tubuh kecil Baik. Setelah itu, Baim dibopong keluar melalui lubang sempit itu lagi, dengan kondisi yang sudah berlumur darah.
"Ketika dia sama Kevin, digendong itu masih bilang 'mas' gitu, tapi dengan suaranya itu agak lirih," kenangnya.
Baim kemudian dilarikan ke RS Siti Hajar, Sidoarjo. Setibanya di RS Siti Hajar, takdir berkata lain. Nyawa Baim ternyata tak bisa ditolong. Bocah pendiam itu pun dinyatakan meninggal dunia pada malam harinya.