Penutupan JPL 163 Arjasa Ditunda, PT KAI Daop 9 Jember Lakukan Evaluasi dan Pastikan Sosialisasi Lebih Matang

Sabtu 16-08-2025,15:02 WIB
Reporter : Edi Winarko
Editor : Muhammad Ridho

JEMBER, MEMORANDUM.CO.ID - Rencana penutupan total perlintasan sebidang di Jalur Perkeretaapian (JPL) 163 Arjasa, Jember, yang seharusnya dilaksanakan, Sabtu, 16 Agustus 2025, pukul 22.00 WIB, resmi ditunda. Penundaan ini dilakukan setelah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 9 Jember menerima banyak respons mendadak dari masyarakat terkait rencana penutupan tersebut.

BACA JUGA:Solusi Mobilitas Warga: KAI Daop 9 Jember Fungsikan 6 Stasiun Baru saat Jalur Gumitir Ditutup


Mini Kidi--

​Menurut Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, pekerjaan ini merupakan bagian dari proyek besar peningkatan prasarana lintas Surabaya-Banyuwangi yang dikerjakan oleh Satuan Kerja (Satker) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Surabaya. 

"Pekerjaan ini sangat penting untuk keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api. Namun, kami menyadari bahwa pengumuman yang mendadak bisa menimbulkan kebingungan dan ketidaknyamanan bagi masyarakat."ujar Cahyo.

BACA JUGA:KAI Daop 9 Jember Imbau Kewaspadaan setelah Kecelakaan di Perlintasan Tak Terjaga

Cahyo menjelaskan, PT KAI Daop 9 Jember telah berkoordinasi dan melakukan evaluasi mendalam dengan pihak Satker untuk menunda pekerjaan tersebut. Sabtu 16 Agustus 2025.

Penundaan ini bertujuan untuk memastikan sosialisasi yang lebih komprehensif dan matang, agar masyarakat tidak merasa terbebani. "Kami tidak ingin ada kesan mendadak. Pekerjaan besar seperti ini membutuhkan persiapan yang baik, terutama dalam hal komunikasi publik." imbuhnya

BACA JUGA:Hadapi Cuaca Ekstrem, KAI Daop 9 Jember dan BMKG Jalin Kerjasama Tingkatkan Keselamatan Perjalanan Kereta Api

​Sebagai tindak lanjut, kolaborasi antara tim Satker dan KAI Daop 9 Jember akan segera melakukan serangkaian kegiatan, antara lain: Ekspose pekerjaan: Menjelaskan secara detail jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan dampaknya.

​Sosialisasi terpadu: Melibatkan seluruh unsur kewilayahan terkait, mulai dari aparat desa, kecamatan, hingga kepolisian, untuk menyebarkan informasi secara merata.

​Pemantapan jalur alternatif: Memastikan ketersediaan dan kesiapan jalur-jalur alternatif yang dapat dilalui masyarakat selama penutupan. ​"Kami butuh waktu untuk memastikan semua pihak, terutama masyarakat, mengetahui rencana penutupan ini jauh-jauh hari," kata Cahyo.

BACA JUGA:KAI Daop 9 Gandeng Polri dan Dishub Jember Kampanyekan Keselamatan di Perlintasan

Ia juga mencontohkan penutupan jalur Gunung Gumitir beberapa waktu lalu yang sempat menuai pro dan kontra, meskipun sudah disosialisasikan jauh sebelumnya. 

"Belajar dari pengalaman itu, kami ingin menjaga kondusivitas di wilayah Daop 9. Keselamatan dan kenyamanan masyarakat adalah prioritas kami."

Kategori :