SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Pemkot Surabaya resmi menjalankan program Kampung Pancasila mulai Senin 11 Agustus 2025.
BACA JUGA:Wali Kota Eri Cahyadi Pimpin Doa Bersama, Resmikan Kampung Pancasila
Rukun Warga (RW) 9, Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, menjadi salah satu wilayah yang menerapkan program tersebut. Dalam pelaksanaannya, Kelurahan Rangkah berfokus pada empat gagasan utama, yakni Satuan Tugas (Satgas) Lingkungan, Kemasyarakatan, Sosial Budaya, dan Ekonomi.
Mini Kidi--
Lurah Rangkah, Jefri Arditya Pamungkas, menyampaikan bahwa penerapan Kampung Pancasila di wilayahnya telah berjalan baik. Sejumlah program yang sudah dijalankan di antaranya Bank Sampah dan Kampung Jahit.
Selain itu, pihaknya juga terus mensosialisasikan implementasi Surat Edaran (SE) Wali Kota terkait larangan anak di bawah usia 18 tahun berkeliaran di atas pukul 22.00 WIB.
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Gelar ToT Satgas Kampung Pancasila Tingkat Kota, Libatkan Kepala PD hingga Lurah
Jefri menjelaskan, program Bank Sampah merupakan inisiatif warga Kelurahan Rangkah. Saat ini, seluruh RW telah memiliki bank sampah masing-masing. Warga secara mandiri mengumpulkan dan memilah sampah, kemudian menjualnya kepada pengepul. Hasil penjualan tersebut kembali dimanfaatkan untuk kepentingan warga.
"Bank Sampah sudah berjalan tahunan, ini murni inisiasi dari warga. Mereka mengumpulkan sampah, memilah, lalu disetor ke pengepul. Nantinya, secara ekonomis hasilnya kembali lagi untuk masyarakat," ujar Jefri.
BACA JUGA:Wali Kota Surabaya Ungkap Peran Kampung Pancasila dan Satgas RW Dukung Jam Malam
Selain Bank Sampah, RW 9 Kelurahan Rangkah juga mengembangkan Kampung Jahit sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program ini bermula dari aspirasi warga yang menyampaikan kepada pihak kelurahan bahwa mereka memiliki keterampilan menjahit yang lama tidak dimanfaatkan.
Menindaklanjuti hal tersebut, pihak kelurahan bekerja sama dengan Baznas dan Bangga Surabaya Peduli untuk menyediakan mesin jahit bagi warga. Hingga kini, puluhan warga telah bergabung dalam Kampung Jahit "Kabaya Rangkah".
"Alhamdulillah saat ini sudah ada puluhan warga yang tergabung dalam Kampung Jahit Kabaya Rangkah dan sudah ada yang order," ungkap Jefri.
BACA JUGA:DPRD Surabaya Dorong Pengawasan Ketat Satgas Kampung Pancasila, Azhar Kahfi: Jangan Hanya Seremonial
Ia menjelaskan, mayoritas peserta program ini adalah ibu rumah tangga dari keluarga miskin dan pra-miskin yang sebelumnya memiliki keterampilan menjahit namun terkendala mesin. Program yang dimulai pada Juni 2025 ini diharapkan tidak hanya bersifat seremonial, tetapi dapat berjalan secara berkelanjutan.