Mungkin kita tak perlu meniru sepenuhnya. Mungkin kita hanya perlu belajar. Belajar dari dinamika pasar mereka, agar karya kita tidak dianggap sebagai barang mati. Belajar dari kematangan kelembagaan mereka, agar kita tidak terjebak dalam masalah transparansi. Mungkin, sudah saatnya kita berhenti berharap stempel dan mulai membangun ekosistem.
Dari kekacauan ini, kini muncul harapan. Sebuah nama, sebuah akronim: Manajemen Talenta Nasional (MTN). Harapannya, ia akan menjadi pagar, menjadi pemandu, menjadi satu tangan yang merangkai kembali benang-benang kusut itu. Agar kekayaan yang kita miliki bisa tumbuh subur dan terkelola dengan baik.
Tapi apakah MTN akan menjadi jawaban, atau hanya sekadar satu nama baru dalam daftar panjang janji? Itu adalah pertanyaan yang terus menggantung.(ziz)