SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Proses seleksi penerimaan murid baru (SPMB) jenjang SMP Negeri di Surabaya untuk tahun ajaran 2025/2026 memasuki tahap akhir melalui jalur domisili yang dibuka mulai Jumat 4 Juli 2025.
BACA JUGA:SPMB SMP Surabaya Jalur Afirmasi dan Mutasi Dibuka Mulai Besok
Namun, di hari pertama pendaftaran, puluhan orang tua siswa justru memadati Posko Konsultasi SPMB di kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Jalan Jagir, Wonokromo.
Mini Kidi--
Kecemasan dan kebingungan tampak jelas di wajah para orang tua. Banyak dari mereka yang khawatir setelah posisi anak-anaknya tergeser dalam sistem peringkat jalur domisili yang sangat kompetitif.
Pantauan di lokasi, para orang tua silih berganti mendatangi posko untuk berkonsultasi langsung dengan petugas. Dengan bantuan layar komputer, petugas menjelaskan status pendaftaran dan peluang yang masih dimiliki setiap calon siswa.
BACA JUGA:SPMB SMP 2025, Dewan Peringatkan Sanksi Tegas Menanti Kepsek yang Nekat Tambah Pagu Siswa
Seorang petugas di Posko Konsultasi SPMB membenarkan ramainya kunjungan.
"Sejak pagi hingga siang ini saja, sudah ada sekitar 60 orang tua yang datang untuk berkonsultasi. Kebanyakan menanyakan peluang karena posisi anaknya terus merosot," ujarnya, Jumat 4 Juli 2025.
BACA JUGA:Wali Kota Eri Pantau Posko SPMB SMPN 6 Surabaya, Pastikan Sistem Digitalisasi Berjalan Lancar
Salah satu orang tua, Supri, warga Pogot, Tanah Kali Kedinding, datang bersama istrinya dengan raut wajah bingung. Ia menceritakan perjuangan anaknya yang tak kunjung membuahkan hasil.
"Anak saya sudah mencoba berbagai jalur. Pertama lewat jalur prestasi, kalah bersaing. Kemudian jalur nilai rapor, juga tersingkir. Sekarang di jalur domisili, jarak rumah kami ternyata terlalu jauh dari sekolah negeri terdekat," keluh Supri usai menerima penjelasan dari posko konsultasi SPMB SMP.
BACA JUGA:DPRD Surabaya Pastikan Kesiapan SPMB Tahun Ajaran Baru dengan Empat Jalur Penerimaan
Supri menjelaskan, di wilayah Pogot, Kelurahan Tanah Kali Kedinding, tempat tinggalnya, ada empat SMP Negeri terdekat yakni SMPN 31, SMPN 60, SMPN 15, dan SMPN 58. Namun, dua sekolah yang menjadi pilihan utamanya, SMPN 15 dan SMPN 58, memiliki jarak 800 meter dari rumahnya.
"Karena jaraknya yang kalah dekat dan nilai yang tidak cukup tinggi, lingkaran zonasinya menjadi terlalu kecil. Kami ke sini untuk menyampaikan keluhan itu," jelasnya.
Harapan terakhir Supri kini berada pada perluasan zonasi hingga 1.600 meter.
"Sementara ini, anak saya masuk urutan 11 dari kuota 16 siswa. Posisinya sangat tipis, jadi kami harus pantau terus," katanya.
Ia juga berharap Pemerintah Kota Surabaya dapat menambah kuota SMP Negeri.
"Lulusan SD sekarang semakin banyak, idealnya daya tampung sekolah juga ditambah," pintanya.
Cerita pilu juga datang dari Eni, seorang ibu yang merasa bingung dan kasihan pada anaknya. Ia merasa kasihan karena anaknya menjadi salah satu dari sedikit siswa di kelasnya yang belum berhasil mendapatkan sekolah negeri hingga tahap ini.
BACA JUGA:SPMB 2025, Pemerhati Pendidikan: Setiap Anak Wajib Dapat Akses Pendidikan Berkualitas
"Di kelasnya, hampir semua temannya sudah diterima di sekolah negeri. Tinggal anak saya yang masih berjuang. Sebagai orang tua, tentu ini menjadi beban pikiran," ungkapnya.
Bagi Eni dan banyak orang tua lainnya, mahalnya biaya sekolah swasta menjadi alasan utama mereka mati-matian berjuang mendapatkan kursi di sekolah negeri.
"Kami minta kuota ditambah, karena lulusan SD setiap tahun semakin banyak, sementara jumlah SMP Negeri di wilayah kami tidak bertambah. Kalau nggak masuk negeri, ya terpaksa saya sekolahan di swasta," katanya.
BACA JUGA:Dispendik Surabaya Persiapkan SPMB Berbasis Online
Pendaftaran jalur domisili akan terus dibuka hingga Sabtu, 5 Juli 2025, dan hasilnya akan diumumkan pada Minggu, 6 Juli 2025. Jalur ini menjadi harapan terakhir bagi banyak siswa setelah sebelumnya dispendik membuka jalur afirmasi, perpindahan tugas orang tua, dan prestasi. (alf)