BACA JUGA:Jemaah Haji Tertua Madiun Wafat di Makkah
b. Fakta Geografis: Jarak antara Makkah–Madinah dengan Iran, Gaza, maupun Israel cukup jauh (lebih dari 1.500 km). Zona konflik aktif tidak menyentuh wilayah hijaz. Bandara-bandara umrah seperti Jeddah dan Madinah juga aman dan beroperasi normal.
c. Fakta Securities: Arab Saudi memiliki sistem keamanan berlapis dan modern untuk mengamankan pelaksanaan ibadah. Teknologi pengawasan, pasukan khusus, dan koordinasi internasional menjamin keamanan jemaah dari potensi ancaman teroris maupun militer.
d. Fakta Politis: Meskipun Saudi bersikap tegas terhadap Iran atau Hamas dalam diplomasi regional, namun dalam urusan ibadah, kerajaan tetap membuka akses seluas-luasnya untuk umat Islam seluruh dunia. Umrah bukan isu politik; ini soal hak ibadah umat.
e. Fakta Agamis: Arab Saudi menempatkan pelayan dua kota suci sebagai kehormatan tertinggi. Seluruh kebijakan keamanan, pembangunan, dan diplomasi ditekankan agar umrah dan haji tetap suci, tertib, dan selamat. Hal ini menjadi konsensus seluruh faksi politik di dalam kerajaan.
PERSIAPAN UMRAH
Meski umrah tetap aman, ada baiknya jemaah dan biro travel menyiapkan diri lebih matang. Setidaknya ada 5 hal yang perlu dilakukan:
(1) Pantau perkembangan geopolitik melalui sumber resmi (Kemenlu, Kemenag, dan KBRI Riyadh).
(2) Gunakan travel resmi berizin, tergabung dalam asosiasi terpercaya seperti FK Patuh.
(3) Perhatikan asuransi perjalanan yang mencakup perlindungan kondisi force majeure.
(4) Jaga kesehatan dan fisik agar tidak mudah panik dalam kondisi luar biasa.
(5) Fokus pada niat ibadah, bukan pada rumor dan isu media sosial.
BACA JUGA:Ketabahan Penjual Gorengan Dampingi Suami Berhaji, Selalu Dorong dengan Kursi Roda
PANGGILAN ALLAH
Dari 5 fakta tersebut, kita bisa simpulkan, bahwa (1) perang Iran–Israel tidak berdampak langsung pada wilayah umrah. (2) Arab Saudi menjamin keamanan maksimal untuk seluruh jemaah. (3) Umrah tetap aman, dengan catatan jemaah siap secara fisik, mental, dan administrasi.