Seniman Surabaya Resah, Evaluasi Ulang Ekskul Mobile Legends Masuk Sekolah

Sabtu 24-05-2025,08:22 WIB
Reporter : Rahmad Hidayat
Editor : Muhammad Ridho

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Surabaya menjajaki penerapan ekstrakurikuler (ekskul) Mobile Legends (ML) di jenjang SD dan SMP meresahkan kalangan warga kota.

Karena itu, ekskul ML perlu dikaji berulang ulang. Apakah bisa mewujudkan Kota Surabaya berkarakter. Anak peserta didik bukan bahan percobaan. Apalagi ada pekerjaan rumah besar bagi Pemkot Surabaya bahwa setidaknya 1.832 anak usia SD dan SMP mengalami putus sekolah.

BACA JUGA:Game Online Mobile Legends Jadi Ekstrakurikuler Sekolah, Langkah Inovatif atau Kontroversi?


Mini Kidi--

Keresahan ini, disampaikan Kusnan seniman Kota Surabaya yang juga pemerhati pendidikan Kota Pahlawan.

“Aneh  membentuk karakter anak dengan Mobile Legend,” kata Kusnan resah mengawali diskusi perkembangan pendidikan Kota Surabaya, Sabtu, 24 Mei 2025.

Kusnan memprediksi inisiatif ini (Dinas Pendidikan Kota Surabaya) mungkin  lahir dari semangat mengikuti arus zaman digital, di mana permainan daring dianggap dapat mengasah logika, strategi, dan kerja sama tim.

“Apakah metode membuka ekstrakulikuler permainan Mobile Legends bisa membentuk karakter anak  dan apakah ini yang paling dibutuhkan anak-anak Surabaya hari ini. Seharusnya Dinas Pendidikan Kota Surabaya membaca realitas pendidikan yang saat ini menunjukkan urgensi yang berbeda,” kritik Kusnan.

BACA JUGA:Mahasiswa Berprestasi D3 Kepariwisataan Universitas 45 Surabaya Diberangkatkan ke Jepang

Kusnan menyampaikan, data dari  Dinas Pendidikan Surabaya tahun 2023  mencatat bahwa setidaknya 1.832 anak usia SD dan SMP mengalami putus sekolah. Sementara itu, laporan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Daerah (LPAI ) Jawa Timur menyebutkan peningkatan 15 persen kasus perundungan di sekolah selama setahun terakhir.

“Ini mengindikasikan bahwa sekolah belum sepenuhnya menjadi ruang aman dan ramah bagi tumbuh kembang anak,” tudingnya.

Lanjut Kusnan, gagasan dengan menjadikan Mobile Legends sebagai kegiatan ekstrakurikuler perlu dikaji ber ulang ulang , dan lebih berhati-hati.

“Anak itu bukan bahan percobaan, kaji dampak positif negatif bagi anak anak kita. Pemerintah Kota Surabaya dengan program sekolah gratis SD SMP bagi warganya, namun kenyataan di lapangan masih ditemukan anak usia sekolah SD SMP tidak bisa melanjutkan pendidikan alias putus sekolah dengan angka 1.832 anak. Seharusnya itu menjadi acuan dan pekerjaan rumah besar bagi dispendik. Kenapa tidak sekolah - kenapa Putus Sekolah - Kenapa Tidak melanjutkan sekolah. Bukan malah membikin program yang menambah beban pengeluaran biaya orang tua siswa,” tegas Kusnan.

BACA JUGA:Unusa Kembali Tambah Gubes di Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia

BACA JUGA:Rekomendasi SMA Swasta Unggulan di Surabaya Tahun 2025

Kategori :