TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID - Kebiasaan menerbangkan balon udara saat lebaran kini mendapatkan sorotan. Apalagi setelah insiden meledaknya petasan dalam balon udara yang mengakibatkan warga Tulungagung mengalami kerugian sampai Rp 100 juta, beberapa waktu lalu.
Menyikapi hal itu, selain memberikan larangan penerbangan balon udara yang tidak aman, Polres Tulungagung kini mengusulkan gagasan Festival Balon Udara Tanpa Petasan sebagai alternatif yang lebih aman.
BACA JUGA:Polres Tulungagung Tetapkan 7 Pelaku Meledaknya Balon Udara Berpetasan
Mini Kidi--
Hal ini disampaikan oleh Kapolres Tulungagung, AKBP Taat Resdi, dalam pres rilis beberapa waktu lalu.
Kemudian usulan tersebut ditanggapi positif oleh Asosiasi Kepala Desa (AKD) dan instansi samping, yakni PLN.
Kapolres Taat mengatakan festival ini bukan hanya hiburan, tapi juga bagian dari edukasi dan langkah pencegahan. Pihaknya mencontohkan kegiatan serupa di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.
BACA JUGA:Polres Tulungagung Bersama Petugas Gabungan Gagalkan Belasan Balon Udara Siap Terbang
"Kami ingin tetap mewadahi hobi masyarakat, tapi dengan cara yang tidak membahayakan keselamatan publik," ujarnya.
Festival itu muncul sebagai respons atas insiden di Dusun Bancang, Desa Gandong, Kecamatan Bandung. Di mana balon berisi petasan meledak dan menyebabkan kerusakan rumah serta mobil warga.
Untuk mencegah kejadian serupa, Polres Tulungagung menggandeng para kepala desa agar turut menyosialisasikan bahaya balon berpetasan.
BACA JUGA:Ganggu Penerbangan, Balon Udara Disita Polsek Jogoroto
"Lomba balon udara yang lebih aman, dengan pengamanan tali agar tidak terbang liar, menjadi salah satu solusi yang kami tawarkan," tambah Kapolres.
Sementara Ketua AKD Kabupaten Tulungagung, M. Sholeh, mengatakan pihaknya siap membantu menyukseskan festival ini.
"Kami akan bantu sosialisasi demi keamanan bersama. Festival ini disambut positif, dan sudah ada belasan desa yang siap ikut," ungkap Sholeh.