Pertengahan 2021 Bisnis Properti Diprediksi Baru Bergairah

Minggu 10-05-2020,13:27 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Surabaya, Memorandum.co.id -Dampak covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi sangat luar biasa. Bahkan bisnis properti diperkirakan kembali bergairah pertengahan tahun 2021, jika grafik Covid-19 sudah mulai turun di Juni 2020. Direktur Utama PT. Tata Kreasi Indonesia, H.M. Supriyadi menyampaikan bahwa industri properti adalah salah satu industri yang paling terdampak akibat mewabahnya pandemi Covid-19. "Bisnis ini baru akan bangun dan kembali bergairah pada pertengahan tahun depan. Sebab, pasca krisis, masyarakat akan lebih dahulu berfikir untuk membayar hutang atau tagihan di banding memenuhi keinginan," terang H.M. Supriyadi dalam acara "Ngabuburit Kadin Jatim Top" yang digelar secara virtual "Bisnis Properti dan Teknologi saat Pandemi Covid-19". H.M. Supriyadi menambahkan, jika grafik Covid-19 sudah mulai turun di Juni, maka aktifitas akan kembali normal di awal tahun depan. "Dengan skema tersebut, maka di bulan Maret 2021, masyarakat baru bisa bayar hutang dan pada Juni 2021 mereka baru bisa memberi properti atau otomotif," tegasnya. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Telekomonikasi dan Teknologi Informatika, Tritan Saputra menjelaskan lesunya kinerja industri properti akibat merebaknya pandemi Corona Virus. Seiring berubahnya pasar yang hanya akan membeli apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan. Bahkan untuk properti "second", lanjut Tritan terjadi kebanjiran stok. Karena masyarakat justru ingin menjual sehingga harganya pun menjadi anjlok hingga 50 persen. Tritan yang juga menjadi Principal RayWhite Bukit Darmo Golf Surabaya mengatakan bahwa akibat perubahan mindset tersebut akhirnya masyarakat memilih untuk mengalihkan atau menunda pembelian properti karena dianggap kebutuhan tersier. "Sebenarnya market masih ada, tetapi tidak mudah mendapatkannya karena perubahan mindset," ujar Tritan. Lanjut Tritan, marketing yang pintar harus bisa mengubah mindset konsumen terhadap produk properti yang dijual, dari ingin menjadi butuh. Ia mencontohkan kinerja industri IT saat ini. "Masyarakat merasa butuh karena dengan IT aktifitas menjadi lebih cepat, tepat, mudah dan murah. Bagaimana narasi seperti ini bisa diimplementasikan ke properti karena sebenarnya kebutuhan papan masih tetap ada," tegasnya. Sementara itu, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan bahwa selama pandemi, Kadin Jatim berupaya memberikan solusi kepada seluruh pengusaha. Membangun jaringan dan berkolaborasi dengan pengusaha yang lain agar bisnisnya menjadi terselamatkan. "Disela pandemi Kadin Jatim berusaha memfasilitasi komunikasi-komunikasi bisnis di kalangan dunia usaha. Kalau kita lihat setiap hari yang tampil cukup up to date dan berkompeten," pungkasnya.(day/gus)

Tags :
Kategori :

Terkait