
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Tempat Permakaman Umum (TPU) Ngagel Rejo di Surabaya dipadati peziarah menjelang Ramadan. Puncaknya diperkirakan terjadi pada Kamis 27 Februari 2025 dan Jumat 28 Februari 2025, bertepatan dengan tradisi Megengan. Namun, keramaian ini diiringi masalah keberadaan pengemis yang meresahkan.
BACA JUGA:Baru 10 Hektare, Realisasi TPU Waru Gunung Terkendala Pembebasan Lahan
Kepala TPU Ngagel Rejo, Rudi Hartono, membenarkan peningkatan jumlah peziarah sejak seminggu terakhir. Ia memperkirakan pengunjung tidak hanya dari Surabaya, tetapi juga dari luar kota.
BACA JUGA:Derita Kanker, Anggota DPRD Surabaya Ratih Retnowati Disemayamkan di TPU Babat Jerawat
"Besok puncaknya," ujar Rudi.
--
Sayangnya, peningkatan jumlah peziarah juga dibarengi dengan menjamurnya pedagang kaki lima (PKL) dan pengemis di area TPU. Rudi mengaku telah berulangkali memberikan imbauan dan berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menertibkan mereka. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil maksimal.
BACA JUGA:Megengan, TPU Surabaya Dibayangi Peminta-minta
"Begitu petugas pergi, mereka datang lagi dengan alasan setahun sekali cari makan," keluhnya.
Rudi bahkan mengaku sempat bersitegang dengan beberapa pengemis dan pedagang yang tetap ngotot berjualan atau meminta-minta.
Kepala TPU Ngagel Rejo, Rudi Hartono. -Oskario Udayana-
“Kami sudah coba menertibkan, tapi ya repot juga. Kadang kalau terlalu keras, warga malah nggak terima, saya sampai betengkar,” ungkapnya.
BACA JUGA:TPU Keputih Surabaya, Tempat Pemakaman Umum dengan Pelayanan Terpadu
Kondisi ini diperparah dengan keberadaan tukang sapu makam dan penjual air yang juga turut menambah kepadatan dan terkadang mengerumuni peziarah. Keberadaan PKL di pinggir jalan juga dikhawatirkan mengganggu arus lalu lintas.
Salah satu pekerja pembersih makam, Pandji, mengakui memanfaatkan momen Megengan untuk menambah penghasilan. Ia mendapatkan upah Rp 20.000-Rp 50.000 per hari dengan membersihkan dan mengecat makam. Pandji menyebutkan bahwa pengemis yang ada merupakan warga sekitar yang memanfaatkan momen ramai peziarah untuk mencari uang tambahan.