Pemkot Surabaya Sesuaikan Pembelajaran Selama Ramadan 1446 H, Libatkan Kegiatan Keagamaan Beragam

Kamis 27-02-2025,18:55 WIB
Reporter : Oskar Rio
Editor : Ferry Ardi Setiawan

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui dinas pendidikan (disdik) menerapkan skema pembelajaran yang fleksibel dan inklusif bagi seluruh siswa PAUD, TK, SD, dan SMP selama Ramadan 1446 H (Februari-Maret 2025). 

BACA JUGA:Manjamurnya Pengemis di Makam Surabaya Jelang Ramadan, DLH Sebut Warga Cari Rezeki

Skema ini mengakomodasi siswa muslim dan non-muslim, memastikan pembelajaran tetap bermakna dan menghormati praktik keagamaan masing-masing.

BACA JUGA:Anggota Komisi B DPRD Surabaya Minta Pengawasan Ketat Hiburan Malam Selama Ramadan

Pembelajaran dibagi dua tahap. Tahap pertama (27-28 Februari & 3-5 Maret 2025) berupa pembelajaran mandiri di rumah.  Siswa muslim akan mengerjakan tugas berbasis nilai-nilai keagamaan, seperti menulis naskah ceramah religi atau membuat desain kartu ucapan Ramadan.  


--

Sementara siswa non-Muslim akan mendapatkan tugas serupa yang relevan dengan keyakinan mereka.  Contohnya, siswa Kristen akan membuat renungan singkat Firman Tuhan, siswa Hindu menonton cerita Mahabarata, dan siswa Budha membaca parita. Sekolah akan menyesuaikan tugas dengan kondisi siswa dan lingkungan sekitar.

"Bagi siswa beragama Hindu akan diberikan tugas menonton cerita keagamaan Hindu (Mahabarata), membaca cerita keagamaan hidup dan membuat sarana sembayang. Begitu pula bagi siswa beragama Budha diberikan tugas membaca atau melafalkan parita, kemudian bagi yang beragama Khonghucu diberi tugas membaca kitab suci Shi. Nanti pihak sekolah yang akan memberikan tugas sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungannya masing-masing," terang Kadisdik Surabaya Yusuf Masruh, Kamis 27 Februari 2025. 

BACA JUGA:Jelang Ramadan 2025, Pemkot Surabaya Gelar Gerakan Pangan Murah

Tahap kedua (6-25 Maret 2025) pembelajaran kembali dilakukan di sekolah.  Satuan pendidikan akan menyelenggarakan kegiatan yang meningkatkan iman dan takwa (bagi siswa muslim), serta bimbingan rohani dan kegiatan keagamaan sesuai keyakinan (bagi siswa non-muslim).  

Kegiatan seperti tadarus Alquran, pesantren kilat, dan kajian keislaman dianjurkan bagi siswa muslim, sementara siswa non-muslim didorong untuk mengikuti kegiatan keagamaan sesuai kepercayaan mereka.

BACA JUGA:Wali Kota Surabaya Setuju Libur Sekolah selama Ramadan, Diganti Belajar Agama di Pondok

Untuk menambah variasi dan keseruan, Disdik Surabaya mendorong sekolah mengadakan lomba-lomba seperti kaligrafi, ceramah, tahfidz, patrol, dan desain kartu ucapan Ramadan. Tujuannya agar pembelajaran tetap menyenangkan namun tetap bermakna.

Durasi jam pelajaran juga disesuaikan. Untuk SD, satu jam pelajaran berlangsung 25 menit, sementara SMP dan sederajat 30 menit.  Hal ini sesuai Surat Edaran Bersama (SEB) tiga Menteri (Mendikbudristek, Menag, dan Mendagri) tentang pembelajaran selama Ramadan 1446 H/2025 M.  Sekolah diberikan keleluasaan mengatur jadwal belajar, asalkan tetap dalam durasi yang telah ditentukan.

Yusuf Masruh, berharap skema ini membantu siswa menjalankan ibadah puasa dengan lancar (bagi siswa muslim) dan tetap mendapatkan pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi seluruh siswa, tanpa memandang agama. 

Kategori :