PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sempat melanda Kabupaten Pasuruan menunjukkan tanda-tanda penurunan.
BACA JUGA:PMK di Kabupaten Pasuruan Merebak, Vaksinasi Terkendala Anggaran
Upaya intensif dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) serta kesadaran peternak dalam memberikan perawatan tambahan menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi penyakit ini.
Selama sepekan terakhir, Disnakeswan gencar melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh pasar ternak Kabupaten Pasuruan. Selain itu, obat-obatan disinfektan juga didistribusikan ke kecamatan-kecamatan untuk digunakan oleh peternak secara mandiri.
"Kami terus berupaya menekan angka penyebaran PMK. Dengan penyemprotan disinfektan secara rutin, diharapkan dapat memutus rantai penularan penyakit ini," ungkap Kabid Kesehatan Hewan, Panti Tri Absari, Jumat 10 Januari 2025.
BACA JUGA:16 Sapi Dilaporkan Mati, DPRD Pasuruan Desak Dinas Peternakan Lebih Serius Tangani PMK
Meskipun demikian, Tri Absari tetap mengingatkan pentingnya kewaspadaan. Ia mengungkapkan, pihaknya masih menemukan beberapa kasus suspek PMK di beberapa lokasi. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, ternak yang dicurigai terinfeksi langsung diminta untuk dikembalikan ke kandang masing-masing.
Di tengah upaya pemerintah, para peternak juga turut berperan aktif dalam mengatasi PMK. Banyak diantara mereka yang mengandalkan obat-obatan alami untuk menjaga kesehatan ternaknya.
Salah satu peternak, Sukar membagikan racikannya yang terbuat dari kunyit, kencur, daun suruh, dan gula merah. Ramuan ini dipercaya mampu meningkatkan imunitas ternak dan mempercepat proses penyembuhan.
BACA JUGA:Antisipasi Serangan PMK di Pasuruan, Vaksin yang Ditunggu Belum Tiba
"Saya sudah coba ramuan ini di sapi saya dan hasilnya cukup efektif. Penyakitnya cepat sembuh," ujar Sukar.
Wabah PMK memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap harga jual sapi. Mujiono, seorang penjual sapi mengaku mengalami penurunan harga yang cukup drastis. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akan penyakit tersebut.
"Banyak pembeli yang takut membeli sapi karena khawatir tertular PMK. Padahal, dengan perawatan yang tepat, sapi yang terkena PMK bisa sembuh," jelasnya.
Berkat kerja sama antara pemerintah dan peternak, kasus PMK di Kabupaten Pasuruan berhasil ditekan. Hingga saat ini, tercatat 171 kasus dengan tingkat kesembuhan mencapai 150 ekor.
Meskipun demikian, Disnakeswan tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melaporkan jika menemukan gejala PMK pada ternaknya. (hm/mh)