SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Tiga belas kepala keluarga (KK) yang mengungsi di Balai RW 6, Banyuurip Wetan Gang I, menjalani kehidupan normal meskipun dengan keterbatasan. Aktivitas mereka sehari-hari berjalan seperti biasa, seperti bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga.
BACA JUGA:Warga Gedung Setan Diharapkan Cari Tempat Tinggal Baru
Selain itu ibu-ibu sibuk membersihkan rumah, sebagian ada yang mengambil barang-barang dari Gedung Setan.
Namun, keterbatasan fasilitas, khususnya kamar mandi, menjadi kendala. Hanya ada satu kamar mandi untuk 13 KK, sehingga warga harus mengantre, terutama mereka yang hendak berangkat bekerja.
"Jadi maklum, karena tinggal di pengungsian dan menggunakan kamar mandinya bergantian," kata Antok saat ditemui memorandum.co.id di Balai RW 06 Banyuurip Wetan I, Jumat 20 Desember 2024.
BACA JUGA:Warga Penghuni Gedung Setan Bingung, Bantuan Hanya 10 Hari, Nasib Hunian Tak Jelas
Nasib para pengungsi ini masih belum jelas. Rapat koordinasi antara pihak Kecamatan Sawahan dan Kelurahan Banyuurip belum menghasilkan keputusan terkait tempat tinggal mereka ke depannya.
Apakah Gedung Setan akan diperbaiki, atau mereka akan tetap tinggal di pengungsian, masih belum ada kepastian. Ketidakpastian juga meliputi masa depan mereka setelah bantuan habis.
BACA JUGA:Gedung Setan di Surabaya Roboh, 60 Warga Banyu Urip Wetan Diungsikan ke Balai RW
Antok mengungkapkan, hasil rapat dengan Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat Surabaya. Jika warga dipindahkan ke Rusunawa, hal itu akan sulit karena unit di Rusunawa sudah kelebihan kapasitas (overlimit) lebih dari 10.000 unit dan banyak pendaftar yang mengantre.
BACA JUGA:Gedung Setan Banyuurip Wetan Tidak Layak Huni
"Tapi seharusnya Pemkot Surabaya bisa menemukan solusi. Harus dibedakan antara warga yang terkena bencana dan yang antre. Karena kita juga warga Surabaya," tegas Antok.
BACA JUGA:Atap Gedung Setan Ambruk karena Intensitas Hujan, Ketua RW : Genteng Tidak Kuat Menahan Air
Ia berharap Pemkot Surabaya dapat segera memberikan solusi yang adil dan memperhatikan kebutuhan mendesak para pengungsi. (rio)