SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Legenda Persebaya Surabaya, Seger Sutrisno angkat bicara terkait dengan performa tim Bajol Ijo sekarang ini. Meskipun berhasil menduduki posisi kedua dengan 21 poin dalam 10 pertandingan, namun permain tim asuhan Paul Munster dinilai seperti melihat sirkus.
"Jadi gini, saya sering diajak nonton sama teman-teman dan saya itu nggak mau, mainnya kayak nonton sirkus. Terlebih lagi banyak pemain luar semua," kata Seger Sutrisno saat diwawancarai Memorandum.co.id.
BACA JUGA:Inilah Kunci Kemenangan Persebaya Menurut Paul Munster
BACA JUGA:Gol Tunggal Flavio Silva Bawa Persebaya ke Puncak Klasemen
Tidak banyaknya pemain lokal asli Surabaya menjadi alasan tidak begitu tertariknya Seger Sutrisno yang pernah membawa Persebaya juara pada musim 1987-1988 itu.
"Banyak pemain dari luar semua, bahkan pemain lokalnya cuma satu, itu pun harus punya kemampuan yang cukup tinggi. Kalau gini terus, mau dikemanakan pemain ini," ujarnya.
BACA JUGA:Persiapan Lawan Persija, Persebaya Kembali Gelar Latihan Pasca Libur
BACA JUGA:Persebaya Minim Gol, Penyelesaian Akhir Jadi Evaluasi Utama Paul Munster
Seger melanjutkan, bahwa para pelatih didorong terus untuk memilih lisensi AFC Pro yang pastinya kursus tersebut membutuhkan biaya besar sekitar Rp 300 juta dan nyatanya yang melatih orang asing.
"Ya kita kan, kita ini, bukan orang pinter, cuman kita kan kalau ngelihat kan, kasihan.
BACA JUGA:Hasil Minor di 3 Pertandingan, Manajemen Persebaya Minta Tim Tingkatkan Performa
Kasihan yang dibawa-bawah ini. Kita ngadakan Liga 3, Liga 2, Liga 1. Pemainnya ini mau dikemanakan terusan ini larinya," pungkasnya. (rid)