Pj Wali Kota Malang Sebut Inflasi Kota Malang Terkendali

Rabu 02-10-2024,07:15 WIB
Reporter : Ariful Huda
Editor : Muhammad Ridho

MALANG, MEMORANDUM.CO.ID - Pj Wali Kota Malang lwan Kurniawan ST MM menyampaikan inflasi Kota Malang terjaga dan terkendali dengan baik. 

Ini disampaikan usai menghadiri kegiatan Rilis Berita Resmi Statistik Bulan Oktober 2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), di NCC Balai Kota Malang, Selasa 01 Oktober 2024.

BACA JUGA:Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Pj Wali Kota Iwan: Pancasila Penguat Kolaborasi Membangun Daerah

Pada September 2024, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,14 persen atau lebih rendah dibandingkan inflasi pada September tahun 2023. 

Kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil terbesar terhadap deflasi month to month Kota Malang, yakni sebesar 0,18 persen, diikuti kelompok transportasi sebesar 0,02 persen.

“Terkait inflasi untuk Kota Malang tetap terjaga dan terkendali, artinya di posisi September itu 1,83% dan saat ini 1,67% itu sangat terkendali dengan baik,” kata Pj Wali Kota Malang.

BACA JUGA:Pilkada Kota Malang 2024: Pj Wali Kota Iwan Dorong Kampanye Damai

Menurutnya, ini menunjukkan adanya kerjasama, kolaborasi dan sinergi yang baik dari berbagai pihak dalam mengendalikan inflasi yang menjadi salah satu prioritasnya. Diharapkan, kinerja apik pengendalian inflasi ini dapat dipertahankan hingga akhir tahun 2024.

“Saya berharap pengendalian inflasi dari semua lini mulai pemerintah pusat hingga daerah untuk tetap konsen dan waspada. Ada beberapa catatan, sektor-sektor yang sangat mempengaruhi inflasi, ini juga perlu menjadi perhatian kita bersama untuk menjaga dan mengendalikan inflasi agar terus berjalan dengan baik,” jelasnya.

BACA JUGA:Pemkot Malang Raih Penghargaan UKPBJ Level 3 Proaktif, Pj Wali Kota Iwan: Bukti Tata Kelola Pengadaan Baik

Sementara itu, Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin menyatakan deflasi yang terjadi di Kota Malang dipengaruhi oleh komoditas bahan pangan yang mengaləmi penurunan harga pada bulan September.

“Komoditas cabai rawit telah mengalami perununan harga pada bulan September, hal ini bisa terjadi karena saat ini sedang pada musim panen yang menyebabkan stok melimpah. Namun, berbanding terbalik dengan komoditas bawang merah yang mengalami inflasi di pasaran karena stoknya yang langka," ujar Umar.

BACA JUGA:Bantu Pedagang Terdampak Kebakaran Pasar Comboran, Pj Wali Kota Malang Instruksikan Penggunaan Anggaran BTT

Sebagai informasi komoditas cabai rawit memberikan andil terbesar terhadap deflasi Kota Malang, yakni 0,10 persen. Selain cabai rawit, komoditi lain yang mendorong terjadinya deflasi di Kota Malang adalah beras sebesar 0,02 persen, tomat 0,01 persen, cabai merah 0,04 persen, telur ayam ras 0,02 persen dan daging ayam ras 0,02 persen.

Sementara itu untuk komoditas lain yang mengalami inflasi y-o-y pada September 2024 antara lain emas perhiasan, sigaret kretek mesin, kopi bubuk, tarif uang kuliah perguruan tinggi, tarif rumah sakit, tempe, udang basah, gula pasir, dan cabai rawit.

Kategori :