"Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit (zat mineral dalam tubuh yang memiliki muatan listrik positif dan negatif) berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada," kata Antony.
BACA JUGA:Resmi Ajukan Kasasi, Aspidum Kejati Jatim: Fokus Bukti yang Tidak Dipertimbangkan Majelis Hakim
Antony menegaskan, pentingnya peran orang tua berpartisipasi dalam kesehatan mental anak menginjak masa remaja.
BACA JUGA:Polisi Selidiki Penyebab Kematian Santriwati Terjatuh dari Lantai 3 Ponpes
"Satu alasan utamanya adalah, orang tua umumnya berinteraksi dengan anak remaja setiap hari sehingga bisa mencontohkan dan menumbuhkan keterampilan mengatasi masalah kesehatan mental," jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Antony menjelaskan perlu bekerja sama secara lintas sektor.
BACA JUGA:Kejari Surabaya Daftarkan Kasasi, Berharap MA Bisa Putuskan Seadil-adilnya
"Peran aktif pemerintah, para profesional (psikiater dan psikolog) dan lembaga sosial harus memberikan perhatian khusus masalah prilaku menyimpang pada masa remaja sehingga tidak mengganggu dan menghambat perkembangan mentalnya dan memutus jaringan yang selama ini tersedia dengan mudah," pungkasnya. (*)