Warga 4 Desa Blokade Jalan, Desak Limbah Industri Ditutup

Kamis 01-08-2024,14:16 WIB
Reporter : Biro Pasuruan
Editor : Fatkhul Aziz

PASURUAN, MEMORANDUM - Persoalan limbah industri di wilayah Beji Kabupaten Pasuruan kembali terjadi. Kali ini, ratusan warga dari empat desa di wilayah Beji sudah tak sabar. Mereka melakukan aksi demonstrasi dengan turun ke jalan raya. Para warga pun menutup akses jalan raya Bangil-Pandaan selama beberapa jam pada Kamis 1 Agustus 2024 pagi. 

Hal ini sebagai bentuk protes terhadap pencemaran sungai akibat limbah industri yang sudah berlangsung sejak 2009 silam.

Para warga dari empat desa itu berasal dari Desa Baujeng, Sidowayah, Ngembe, dan Kenep. Unjuk rasa yang mereka lakukan karena sudah merasa tidak kuat dengan perusahaan yang terus menerus membuah limbah. 

Yang terbaru, para warga mengeluhkan perubahan warna air sungai yang menjadi keruh dan berlendir. Sebagian warga juga mengaku gatal-gatal pada kulit akibat kontak dengan air sungai tersebut. Yang terparah, kondisi ini telah merusak ekosistem sungai dan mengganggu tanaman pangan di sektor pertanian.

BACA JUGA:Busa di Sungai Kalidami Diduga Limbah Domestik dan Turbulensi

"Kami sudah tidak tahan lagi dengan kondisi sungai yang tercemar. Ikan dan hewan air lainnya seperti yuyu (kepiting hitam) sudah banyak yang mati. Kami minta Pemerintah bertindak tegas dan memaksa perusahaan-perusahaan tersebut untuk menghentikan pembuangan limbah ke sungai," tegas Heri Sucahyo, salah seorang tokoh masyarakat setempat di lokasi unjuk rasa.

Hal senada juga disampaikan Slamet, tokoh masyarakat lainnya. Slamet menyayangkan sikap acuh tak acuh dari perusahaan-perusahaan yang diduga mencemari lingkungan dan merasa kebal hukum. 

"Perusahaan-perusahaan ini lebih mementingkan keuntungan daripada lingkungan. Mereka harus bertanggung jawab atas kerusakan yang telah mereka timbulkan," tegas Slamet melalui pengeras suara. 

Imbas dari demo warga ini, arus jalan dari wilayah Bangil-Pandaan atau sebaliknya menjadi krodit. Sebagian pengendara motor dan mobil harus mencari jalur alternatif lain. Sebab, di depan Balai Desa Baujeng, sudah berkumpul ratusan orang. Baik orang dewasa, laki, perempuan hingga anak-anak. 

BACA JUGA:BKPH Bluluk Lamongan KPH Mojokerto Ada Dugaan Diuruk Limbah B3

Suasana semakin memanas, ketika sebagian warga membakar ban di tengah jalan. Mereka mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar lagi, jika persoalan limbah ini tidak tuntas. 

Dalam spanduk mereka jelas tertuliskan nada-nada protes. Baik ditujukan kepada perusahaan, DLH atau Pemerintah Kabupaten Pasuruan. “BPD dan rakyat menuntut Sungai Baujeng bersih. Kami melawan karena sudah keterlaluan. Janjimu bosok koyok limbahmu. Ikan hiu makan tomat, DLH gak tobat-tobat. Ada juga spanduk besar yang dibentangkan di tengah jalan raya depan balai desa. “Kaline basin, rekeningmu kluntang klunting . Kali basin sampai kapan kau berakhir”. 

Dalam aksi tersebut, perwakilan warga juga bertemu dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan di Balai Desa Baujeng. Warga mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas, seperti menutup sementara aktivitas produksi perusahaan yang terbukti membuang limbah secara ilegal. Selain itu, mewajibkan perusahaan-perusahaan tersebut membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai.

"Kami berharap pemerintah dapat segera menyelesaikan masalah ini. Kami ingin kembali menikmati air sungai yang bersih dan sehat," tegas Heri.

BACA JUGA:Limbah Industri: Mencari Solusi Berkelanjutan

Kategori :