SURABAYA, MEMORANDUM - Kelompok Kerja Wartawan Grahadi (Pokja Grahadi) menggelar Bincang Politik Pilgub Jatim 2024 bertemakan Mencari Penantang Khofifah-Emil, Rabu 10 Juli 2024.
BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi Gus Muhdlor, KPK Panggil Dua Pejabat Pemkab Sidoarjo
Diskusi ini menghadirkan narasumber, Sekretaris DPD PDI-P Jatim Sri Untari Bisowarno, Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim MH Rofiq, Wakil Ketua DPD Golkar Jatim Pranaya Yudha Mahardika, dan Pengamat Politik Unair Fahrul Muzaqqi.
BACA JUGA:KPK Tetapkan 4 Anggota DPRD Jatim Jadi Tersangka Kasus Suap Dana Hibah
Selain itu, juga dihadiri Anggota Fraksi PAN DPRD Jatim Agung Supriyanto dan Wakil Sekretaris DPW PKS Jatim Frimainto Utomo. Kemudian juga ada puluhan mahasiswa dari Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Dari awal sesi, Sekretaris DPW PDI-P Jatim, Sri Untari Bisowarno memberi sinyal bahwa partainya menyiapkan penantang bagi petahana. Ia menegaskan kalau PDI-P tidak kurang kader untuk bisa maju di Pilgub Jatim 2024. Ia pun menyebut nama menteri dari PDI-P. Seperti halnya Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
BACA JUGA:KPK Kembali Obok-obok Surabaya, Rumah Anggota DPRD Jatim Turut Digeledah Terkait Kasus Ini
"Di PDI-P itu tidak kurang figur. Saya ada banyak pertanyaan kok gak Bu Risma? Memang dari 2018 surveinya tinggi. Tapi waktu itu beliau masih ingin meneruskan di Wali Kota Surabaya," ujarnya.
Nah, saat ini nama Risma kembali muncul jelang Pilgub Jatim 2024. Bahkan, Wali Kota Surabaya periode 2010-2020 tersebut dikaitkan dengan mantan Ketua PWNU Jatim, KH Marzuqi Mustamar.
Selain nama-nama menteri dari PDI-P yang memiliki potensi untuk maju Pilgub Jatim 2024, Untari juga menyebut nama anggota DPR RI seperti Krisdayanti dan Ahmad Basarah.
BACA JUGA:KPK Lakukan Penggeledahan di Surabaya, Ada Apa?
"Di DPR kita PDI-P ada Mbak Krisdayanti, atau juga ada Pak Basarah," katanya.
Terlepas dari itu semua, Untari menyampaikan kalau PDI-P Jatim menunggu arahan langsung dari DPP PDI-P yang merujuk pada hak prerogatif yang akan diambil oleh Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Karena, Jatim merupakan provinsi yang strategis bagi PDI-P.
"Kongres PDI-P ada tertuang AD/ART ketum memiliki hak preogatif. Jawa Timur ini provinsi strategis. Dalam sisi ekonomi, pemegang 14 persen ekonomi, kedua setelah DKI. Penduduknya kedua setelah Jawa Barat. Pemilihnya 31 juta orang. Hal strategis ini perlu kajian, telaah, sounding, mendengarkan suara masyarakat, kalau harus diputuskan, kita tidak ingin salah pilih," terangnya.
Untari pun memberikan clue kalau partai berlambang kepala banteng bermoncong putih akan mengumumkan pasangan calon yang akan diusungnya pada Juli ini. "Tunggu akhir Juli ya," ucapnya.
Sementara itu, perwakilan Partai Gerindra, Golkar, dan PAN yang hadir dalam diskusi ini kompak dengan pilihannya mengusung Khofifah-Emil. Pasangan petahana ini dinilai bisa menjaga stabilisasi sosial maupun politik di provinsi paling timur di Pulau Jawa ini.
"Pertimbangannya stabilitas politik sehingga Golkar memutuskan mengusung Khofifah-Emil," kata Wakil Ketua DPD Golkar Jatim Pranaya Yudha Mahardika.
Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim MH Rofiq mengatakan bahwa sejak awal partainya sudah memutuskan mengusung Khofifah. Menurutnya kepemimpinan Khofifah di Jatim sudah bagus dan perlu dilanjutkan untuk periode kedua mendatang.
BACA JUGA:Lolos 8 Besar, Memorandum.co.id Ingin Bertemu SKH Memorandum di Final
"Kita diajarkan Pak Prabowo menghormati, sopan santun terhadap orang. Dari awal kita mengusung Khofifah-Emil Dardak," katanya.
"Kita respect, kita hormati kepemimpinan Bu Khofifah di Jatim berhasil. Partai Gerindra sudah final usung Khofifah-Emil," tambah dia.
Senada, Anggota Fraksi PAN DPRD Jatim, Agung menilai memang kepemimpinan Khofifah - Emil sudah bagus. "Jauh hari pengusung Khofifah-Emil buat statement, DPW PAN Jatim sudah buat statement PAN Jatim usung Khofifah-Emil. Karena kredibel memecahkan masalah sosial dan politik di Jatim," ungkapnya.
BACA JUGA:Menang Susah Payah atas Ketik.co.id, Disway Jumpa Jawa Pos di 16 Besar
Meski begitu, PAN Jatim ingin ada penantang Khofifah-Emil yang dimunculkan dari parpol yang belum menurunkan rekomendasi. Seperti PDI-P, PKB, PKS hingga NasDem.
"Kita harapkan ada kontestasi. Kami ingin jago yang kita usung tahu kualitasnya. Kami ingin tahu ujian calon kami, maka perlu kontestasi," kata Agung.
Sedangkan Wakil Sekretaris DPW PKS Jatim Frimainto Utomo menyampaikan bahwa partainya memilih intens berkomunikasi dengan parpol dan para kandidat bakal calon di Jatim. Hasil komunikasi itu dilaporkan ke DPP PKS untuk menjadi bahan pertimbangan.
BACA JUGA:Striker Timnas U-16 Alberto Tinggal di Atas Lahan Perhutani
"Kami ada tugas berkomunikasi dengan seluruh parpol di Jatim dan juga calon yang muncul, termasuk yang muncul di media sosial. Kami melaporkan hasil komunikasi ke DPP," katanya.
"Karena mekanisme Pilgub ini banyak diputuskan di DPP. Memang belum ada keputusan PKS untuk calon gubernur Jatim," tambah Utomo.
Pengamat Politik Unair Fahrul Muzaqqi berharap penantang petahana segera dimunculkan untuk kontestasi Pilgub Jatim. Mengingat waktu pendaftaran hanya tersisa sekitar satu bulan lagi, yakni pada akhir Agustus 2024.
BACA JUGA:Sempat Dipecat Rektor UNAIR, Prof BUS Resmi Dilantik Jadi Dekan FK
Fahrul melihat peluang itu ada di PDI-P dan PKB yang bisa berkoalisi. Terlebih ada pernyataan Untari yang menyebut bahwa akhir Juli ini PDI-P akan mengumumkan Bakal Cagub-Cawagub yang akan diusung untuk Pilgub Jatim 2024.
Ketua Pelaksana Diskusi, Achmad Faisal menilai diskusi yang digelar berjalan dinamis. Para peserta yang terdiri dari mahasiswa dan kalangan pers tampak sangat antusias dengan melempar sejumlah pertanyaan kepada narasumber.
"Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, acara diskusi ini merupakan wujud nyata Pokja Grahadi mengawal demokrasi yang lebih berkualitas," ungkapnya.
BACA JUGA:Bantaran Kali Tebu Semrawut, Satpol PP Surabaya Ancam Tertibkan Usaha Barang Bekas
Mahasiswa Uinsa, Iman berharap acara diskusi ini dapat memunculkan figur pemimpin atau opsi Bacagub-Bacawagub Jatim 2024. Tentunya, figur itu dapat memberikan harapan bagi permasalahan yang ada di Jawa Timur.
"Kami harapkan muncul pemimpin yamg bisa jadi panutan, tuntaskan kemiskinan dan permasalahan di Jawa Timur. Kami mewakili generasi milenial dan gen-Z prihatin dengan pendidikan saat ini, mulai UKT hingga guru-guru yang kesejahteraan kurang," pungkasnya. (*)