LAMONGAN, MEMORANDUM - Memasuki musim kemarau yang diperkirakan terjadi Mei 2024 hingga Agustus 2024 oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan bersama Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Lamongan upayakan ketersediaan air mencukupi hingga panen padi di musim kemarau ini.
BACA JUGA:Tabrak Pohon di Menganti, Sopir Minibus Asal Surabaya Tewas
Mengingat mulainya musim kemarau tahun ini bersamaan dengan musim tanam padi kedua di Lamongan. Hal tersebut terjadi karena jadwal tanam kedua mundur, yang mana disebabkan musim hujan yang mundur pula.
BACA JUGA:Kapolres Lumajang Periksa Personel, Ada Apa?
“Beberapa upaya telah kami upayakan untuk menjaga ketersediaan air untuk petani yang sedang menanam padi. Tercatat per 15 Mei 2024, rencana luas tanam padi di daerah irigasi Kabupaten Lamongan sebesar 41.300 hektare dari lahan irigasi 45.900 hektare,” tutur Kepala Dinas PU SDA Kabupaten Lamongan Gunadi saat ditemui di Kantor Dinas Kantor PU SDA Kabupaten Lamongan, Selasa 21 Mei 2024.
Upaya yang dilakukan untuk menjaga ketersediaan air di wilayah utara dilakukan dengan normalisasi saluran Sluis Melik, Sluis Palangan, Sluis Banjarejo, Sluis Banyuurip, Sluis Kleco Watangpanjang, dan Sluis Ngajaran. Dengan melakukan normalisasi tersebut akan menampung suplai air baku dari Bengawan Solo.
BACA JUGA:Pembunuh Balita Jalani Tes Kejiwaan, Polres Tulungagung Pastikan Kasus Terus Berjalan
“Wilayah utara dipastikan masih aman untuk ketersediaan air, karena suplai dari Bengawan Solo masih normal. Sehingga bisa melakukan panen padi yang diperkirakan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober secara bertahap,” jelas Gunadi.
BACA JUGA:Kenalan di TikTok, Wanita Asal Malang Dirudapaksa di Perkebunan
Sedangkan untuk wilayah selatan, ketersediaan air untuk pertanian hanya mengandalkan dari insfrastruktur sumber daya air seperti waduk dan embung. Hingga 15 Mei volume seluruh waduk di Lamongan sejumlah 52.880 juta m³. Waduk Gondang baku sawah memiliki luas lahan tanam 10.588 hektar, namun yang bisa tanam hanya 7.200 hektare.
BACA JUGA:Satpam Curi 24 Botol Pil Dobel L di Gudang Barang Bukti Kejari Tanjung Perak
“Salah satu waduk yang mengairi wilayah selatan ialah Waduk Gondang. Volume air disana memang tidak banyak, namun kita usahakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga panen yang diperkirakan panen bulan Juli. Yang mengakibatkan ketersediaan air waduk tidak maksimal ialah faktor El Nino curah hujan lebih kecil dari biasanya,” terang Gunadi.
BACA JUGA:Jual Istri ke Medsos, Pria Asal Surabaya Dituntut 3 Tahun Penjara
Selanjutnya Gunadi mengatakan bahwa cara untuk mengupayakan cukupnya ketersediaan air di wilayah selatan ialah dengan mengutamakan tanaman yang memiliki potensi panen tinggi. Dan mengalihkan jenis tanaman lainnya, yakni tanaman palawija yang tidak membutuhkan banyak air. (*)