MEMORANDUM.CO.ID-Penyerang muda Barcelona, Lamine Yamal, menegaskan bahwa dirinya tidak berniat menjadi penerus Lionel Messi. Pemain berusia 18 tahun itu mengatakan ia tengah fokus membangun identitas dan kariernya sendiri di dunia sepak bola.
Yamal kerap dibandingkan dengan Messi karena keduanya sama-sama lulusan akademi La Masia, berposisi di sayap kanan, dan memiliki gaya bermain yang mirip.
Bahkan, Yamal yang finis di posisi kedua Ballon d'Or tahun ini penghargaan yang telah dimenangkan Messi sebanyak delapan kali — semakin memperkuat perbandingan tersebut.
Namun, Yamal menolak label sebagai “Messi berikutnya”.
“Saya tahu pertanyaan ini pasti muncul,” ujarnya dalam program CBS 60 Minutes seperti dilansir ESPN.
BACA JUGA:Van Dijk Tekankan Konsistensi Usai Liverpool Akhiri Tren Kekalahan

Mini Kidi--
“Saya sangat menghormati semua pencapaiannya di sepak bola. Jika suatu hari kami bertemu di lapangan, itu akan menjadi momen penuh respek karena bagi saya, dia adalah yang terbaik dalam sejarah," katanya.
Yamal menegaskan bahwa ia dan Messi saling memahami bahwa dirinya tidak ingin mengikuti jejak legenda Argentina itu.
“Saya ingin menapaki jalan saya sendiri. Saya tidak berniat bermain seperti dirinya atau memakai nomor 10 karena Messi," jelasnya.
Meski mewarisi nomor punggung 10 Barcelona musim panas ini, Yamal mengungkapkan bahwa ada beberapa aspek permainannya yang terinspirasi dari Messi.
Ia mengaku lebih bangga pada kemampuan memberi umpan ketimbang aksinya menggiring bola, terbukti dari assist untuk Dani Olmo saat Barcelona menang 3-1 atas Alavés yang membawa mereka ke puncak klasemen LaLiga.
“Waktu kecil saya jarang menggiring bola,” ungkapnya. “Saya mencetak banyak gol dan berlari cepat, tapi visi permainan saya sudah terbentuk sejak dini.”
Yamal mengatakan ia mempelajari gaya umpan kreatif Messi dan juga terinspirasi oleh Luka Modric.
“Messi memberi umpan seperti mencetak gol, itu yang membuat saya tertarik. Modric juga begitu. Itu lebih pintar daripada sekadar menggiring bola.”
Yamal dan Messi belum pernah berjumpa di lapangan, namun peluang itu terbuka pada Piala Dunia mendatang di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Baik Spanyol maupun Argentina telah memastikan diri lolos.
Argentina datang sebagai juara bertahan dan salah satu favorit turnamen. Spanyol pun dianggap kandidat kuat setelah menjuarai Euro, dipimpin oleh Yamal yang bersinar sejak usia 16 tahun.
Ekspektasi menuju Piala Dunia sangat tinggi.
“Sudah lama Spanyol tidak menjadi penantang serius,” ujar Yamal. “Negara ini penuh antusiasme, begitu juga saya. Saya merasa berada dalam momen yang tepat," tegasnya.
Saat ditanya apakah Spanyol bisa menjuarai Piala Dunia, ia menjawab singkat dalam bahasa Inggris: “Yes.”