umrah expo

Emma Raducanu Akhiri Musim Lebih Awal karena Masalah Fisik di Tiongkok

Emma Raducanu Akhiri Musim Lebih Awal karena Masalah Fisik di Tiongkok

Emma Raducanu mengakhiri musim ini dengan cedera.-IG:US Open.-

MEMORANDUM.CO.ID-Emma Raducanu resmi mengakhiri musim kompetitifnya lebih awal setelah mengalami gangguan fisik selama tur Asia di Tiongkok.

Petenis peringkat satu Inggris itu sebelumnya berharap bisa menutup musim 2025 dengan baik demi mengamankan tiket ke Australia Terbuka pada Januari mendatang, namun kini peluang tersebut belum pasti.

Meski demikian, kabar positif datang dari sisi kepelatihan. Raducanu (22) dipastikan akan melanjutkan kerja sama dengan pelatih asal Spanyol, Francisco Roig, hingga musim 2026. Roig, yang dikenal sebagai mantan pelatih Rafael Nadal, mulai bekerja sama dengan Raducanu sejak Agustus lalu.

Masalah kesehatan Raducanu mulai terlihat saat ia terpaksa mundur di set kedua dalam pertandingan melawan Ann Li di Wuhan, setelah merasa pusing akibat suhu yang tinggi dan kelembapan ekstrem.

Melalui unggahan di media sosial, ia menunjukkan dirinya tengah berada di ruang medis.

Meskipun merasa lebih baik dan mencoba kembali bertanding di Ningbo Open pekan berikutnya, Raducanu belum sepenuhnya pulih.

Ia kalah di pertandingan pembuka melawan Zhu Lin meski sempat unggul di set pertama. Di set kedua, ia tampak kelelahan hingga tekanan darahnya harus diperiksa, serta mengalami kambuhan cedera punggung bawah di set ketiga.

Seharusnya, Raducanu dijadwalkan bermain di Pan Pacific Open di Tokyo dan Hong Kong Open pada akhir Oktober. Namun, ia memilih untuk menarik diri dari sisa tur Asia dan fokus pada pemulihan fisik.

Menurut laporan kantor berita PA, juara US Open 2021 itu mengaku merasa tidak enak badan selama lebih dari seminggu dan tidak ingin memaksakan diri, memilih untuk beristirahat sejenak dari lapangan tenis.

BACA JUGA:Kembangkan Pembinaan Sepak Bola Anak Usia Dini, Persebaya Academy Gelar Trial Class di Lapangan Thor


Mini Kidi--

Setelah masa pemulihan, ia akan kembali berlatih bersama Roig dalam sesi pramusim yang telah dijadwalkan.

Musim 2025 menjadi periode penuh pasang surut bagi Raducanu. Ia sempat mengalami masa sulit, baik secara fisik maupun mental.

Mantan pelatihnya, Nick Cavaday, mundur karena alasan kesehatan. Bahkan, dalam salah satu pertandingan di Dubai, Raducanu terlihat menangis tersedu setelah merasa terganggu oleh seseorang di tribun penonton.

Namun, performanya mulai membaik saat ia meraih tiga kemenangan di Miami Open pada Maret. Bersama pelatih sementara Mark Petchey, ia sukses mencapai perempat final turnamen WTA 1000 untuk pertama kalinya.

Momen tersebut menandai kebangkitan Raducanu pada musim semi dan musim panas, dengan peningkatan konsistensi dan lonjakan peringkat dunia yang signifikan.

Ia bahkan berhasil mencatat kemenangan di Flushing Meadows pertama kalinya sejak 2021 bersama Roig. Sayangnya, performanya kembali menurun di akhir musim.

Raducanu juga memutuskan mundur dari tim Britania Raya di Final Piala Billie Jean King, dan hanya berhasil mencatat dua kemenangan dari empat turnamen yang diikutinya di Asia.

Ia juga sempat hampir menang melawan Barbora Krejčíková dan Jessica Pegula, namun gagal menyelesaikan pertandingan pada match point.

Kendati demikian, Raducanu telah menunjukkan perkembangan positif. Saat memasuki Australia Terbuka 2025, ia berada di peringkat 61 dunia, dan kini telah menembus peringkat 29.

Peningkatan ini penting, karena dapat membantunya menghindari undian sulit di turnamen Grand Slam mendatang.

Jika Raducanu dapat menjaga kebugaran, menjalani pramusim yang kuat bersama Roig, dan mempertahankan stabilitas latihan fisiknya, ia memiliki peluang besar untuk menciptakan musim 2026 yang jauh lebih positif dan kompetitif.

Sumber: