umrah expo

Gubes Unair Sarankan Surabaya Siapkan Skema Pembiayaan Alternatif untuk Pembangunan Infrastruktur

Gubes Unair Sarankan Surabaya Siapkan Skema Pembiayaan Alternatif untuk Pembangunan Infrastruktur

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Fitri Ismiyanti--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Pembangunan infrastruktur di Kota SURABAYA terus menjadi prioritas untuk meningkatkan pelayanan publik. Namun, keterbatasan anggaran daerah menjadi tantangan utama. 

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Fitri Ismiyanti, menyarankan agar Surabaya menyiapkan skema pembiayaan alternatif, seperti pinjaman daerah atau kolaborasi eksternal.

BACA JUGA:Unair Surabaya Serukan Aksi Damai, Perkuliahan Dialihkan Daring di Tengah Memanasnya Situasi Nasional


Mini Kidi-- 

Prof. Fitri menjelaskan, bahwa kondisi keuangan Surabaya saat ini relatif sehat dengan rasio kemampuan keuangan daerah (DSCR) yang memenuhi syarat jauh di atas batas minimal 2,5.

“Surabaya mungkin perlu rencana pembiayaan alternatif. Bisa melalui pinjaman daerah ataupun strategi pembangunan lain. Hal ini agar proyek infrastruktur tetap berjalan di tengah tantangan fiskal yang ada,” kata Prof. Fitri, Rabu 1 Oktober 2025. 

Ia menekankan pentingnya pemantauan kemampuan membayar daerah dan transparansi dalam pengelolaan keuangan. Dana pinjaman harus digunakan untuk sektor prioritas yang memberikan manfaat jangka panjang.

BACA JUGA:Pakar Unair Serukan Perjuangan Kesejahteraan Anak Melalui Pendidikan Berkualitas dan Keteladanan

Pembangunan infrastruktur bukan hanya soal fisik, tetapi juga instrumen strategis untuk pertumbuhan kota. Infrastruktur yang baik akan meningkatkan kualitas hidup, iklim investasi dan lapangan kerja. Pertumbuhan penduduk Surabaya menuntut infrastruktur modern dan berkelanjutan. 

“Tidak ada salahnya menggunakan pembiayaan eksternal untuk infrastruktur sejauh beban keuangan bisa ditanggung. Justru semakin cepat infrastruktur dibangun, semakin cepat pula masyarakat menikmati manfaatnya. Yang terpenting, ada keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelayanan publik,” tutur Fitri.

Nilai Return on Investment of Infrastructure (ROII) dari proyek-proyek yang akan dibiayai mencapai 943%, menunjukkan kelayakan ekonomi dan dampak perekonomian yang besar. Arah pembangunan Surabaya sudah tepat dengan fokus pada konektivitas, efisiensi mobilitas, dan mitigasi risiko bencana.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya-Unair Perkuat Komitmen Kolaborasi untuk Surabaya 

Proyek-proyek besar seperti Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), pelebaran jalan, Flyover Dolog, dan saluran diversi Gunungsari menjadi prioritas. Selain itu, ada pemasangan lampu jalan, normalisasi saluran, dan pembangunan jalan baru untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

"Proyek-proyek itu membutuhkan dana besar, tapi dampaknya signifikan untuk masyarakat. Selain memperlancar konektivitas dan mobilitas, juga mampu menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan daya saing kota," jelas Prof. Fitri.

Sumber: