umrah expo

Sebanyak 115 Warga Binaan Lapas Tulungagung Ikuti Program Keterampilan, Bisa Nabung Rp 700 Ribu per Bulan

Sebanyak 115 Warga Binaan Lapas Tulungagung Ikuti Program Keterampilan, Bisa Nabung Rp 700 Ribu per Bulan

Melihat Wabin Lapas Tulungagung membuat kerajinan.--

TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID- Gambaran penjara yang identik dengan suasana seram rupanya tidak berlaku di Lapas Kelas IIB Tulungagung. Kini, suasana di dalam Lapas justru dipenuhi aktivitas produktif. Sebanyak 115 warga binaan pemasyarakatan (WBP) aktif mengikuti program pembinaan kemandirian berbasis keterampilan kerja dan usaha produktif.

BACA JUGA:Lapas Kelas IIB Tulungagung Libatkan Warga Binaan Produksi Celemek untuk Program MBG


Mini Kidi--

Kepala Lapas Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto menjelaskan, pembinaan dilakukan secara rutin untuk membekali para WBP dengan kemampuan yang berguna saat kembali ke masyarakat nanti.

“Ada beberapa bidang yang kami kembangkan. Seperti konveksi, barbershop, kerajinan marmer, hingga peternakan kambing dan budidaya lele. Semua prosesnya dikerjakan langsung oleh warga binaan,” kata Ma’ruf.

Produk yang dihasilkan pun cukup beragam. Mulai celemek untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), kaos, sandal, hingga plakat dan asbak berbahan marmer. 

BACA JUGA:Domba Harapan, Kemandirian Warga Binaan Lapas Tulungagung Lewat Dorper dan Texel

Hasil karya ini tidak hanya dipasarkan di Tulungagung, tapi juga dikirim ke berbagai daerah. Bahkan, sebagian produk menjadi pesanan langsung dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Menariknya, para WBP tidak hanya belajar, tapi juga mendapatkan insentif. 

“Premi 40 persen dari nilai penjualan kami tabung atas nama warga binaan. Rata-rata mereka bisa menabung Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per bulan, tergantung aktivitas dan hasil produksinya,” ungkap Ma’ruf.

BACA JUGA:Kafe Rindu Rumah, Inovasi Lapas Tulungagung Dukung Reintegrasi Mantan Warga Binaan

Ia menegaskan, program ini merupakan wujud nyata sistem pemasyarakatan yang mengedepankan pembinaan, bukan sekadar hukuman.

“Kami ingin saat bebas nanti, mereka punya bekal keterampilan, mental yang kuat, dan siap kembali menjadi bagian dari masyarakat,” tambahnya.

Selain mengasah keterampilan, program ini juga melatih disiplin, tanggung jawab, dan menjadi sarana konseling mental bagi para warga binaan selama menjalani masa hukuman. (fir/fai)

Sumber:

Berita Terkait