Menuju Surabaya Zero Growth Stunting, Pemkot-Kemendukbangga dan BKKBN Gelar Diseminasi Audit Termin 1

Menuju Surabaya Zero Growth Stunting, Pemkot-Kemendukbangga dan BKKBN Gelar Diseminasi Audit Termin 1

Pemkot Surabaya bersama Kemendukbangga atau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kantor wilayah Jawa Timur menggelar diseminasi hasil kajian bersama audit kasus stunting Termin 1 tahun 2025. --

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) SURABAYA bersama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) atau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kantor wilayah Jawa Timur menggelar diseminasi hasil kajian bersama audit kasus stunting Termin 1 tahun 2025. diseminasi audit kasus stunting tersebut diikuti oleh 153 kelurahan dan 31 kecamatan se-SURABAYA.

Dalam kegiatan Diseminasi audit kasus stunting kali ini turut dihadiri oleh Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jatim, dr. Sofyan Rizalanda, M.Kes, Asisten III Bidang Administrasi Umum, Anna Fajriatin, Staf Ahli Wali Kota Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, drg Bisukma Kurniawati, dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina. Kegiatan ini juga diikuti oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya. 

BACA JUGA:PMI Dorong Pemkot Surabaya Tindak Tegas Pelanggar Perda Parkir


Mini Kidi--

Dalam sambutanya, dr Sofyan mengatakan, Diseminasi audit kasus stunting ini untuk mengetahui kendala penanganan stunting di level kelurahan berbagai daerah. “Esensi dari audit adalah bukan karena kita ingin mengevaluasi kesalahan dari pihak tertentu, tentu saja tidak. Akan tetapi audit ini adalah upaya komprehensif, supaya penanganan beberapa kasus yang dianggap berat bisa dilakukan secara simultan dan bersama-sama,” kata dr Sofyan, saat sambutan di Graha Sawunggaling.

Menurut dr Sofyan, dewasa ini permasalahan stunting menjadi sangat komplek di tengah masyarakat. Karena tidak hanya dirasakan oleh anak berasal dari keluarga miskin, akan tetapi ada pula anak yang berasal dari keluarga mampu juga mengalami stunting. Ia menjelaskan hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu penyakit bawaan. 

BACA JUGA:KAI Daop 8-Pemkot Surabaya Sepakat Pemanfaatan Lahan Aset Negara

“Masyarakat yang seharusnya dari segi ekonomi saja sudah mapan, tapi ternyata bisa sampai diangkat di kasus audit (stunting). Nah, ini sebuah potret bahwa stunting ini tidak bisa diselesaikan oleh satu atau dua dinas (perangkat daerah) tertentu, namun demikian harus melibatkan seluruh elemen, stakeholder, dan pentahelix ini berperan semua agar keluarga berisiko stunting tidak menghasilkan kasus baru,” jelasnya. 

Lebih lanjut, dr Sofyan menerangkan, saat ini seluruh pemerintah daerah di Indonesia sedang menunggu kelanjutan disahkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Setelah disahkan, ia berharap, seluruh pemerintah daerah di Indonesia, khususnya Jatim bisa terus bergerak mempertahan percepatan penurunan stunting ke depannya. 

BACA JUGA:Pemkot Surabaya-Unair Perkuat Komitmen Kolaborasi untuk Surabaya

“Tentunya, apa yang sudah kita lakukan selama tiga sampai empat tahun belakangan setelah Perpres itu muncul bisa tetap dipertahankan, dan yang kurang akan dikembangkan kembali. Kami turut mengapresiasi seluruh tim pendamping keluarga yang ikut serta mendampingi keluarga berisiko stunting, mudah-mudahan Kota Surabaya tetap menjadi percontohan nasional dalam upaya percepatan penurunan stunting,” harapnya. 

Dirinya menambahkan, Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jatim akan terus memberi dukungan kepada jajaran Pemkot Surabaya untuk mempertahankan percepatan penanganan stunting yang selama ini telah dilakukan. “Kami beri dukungan sebaik mungkin, agar apa yang sudah dilakukan Kota Surabaya ini bisa bertahan. Dan yang paling penting adalah, yang diangkat dalam audit ini bisa ditindaklanjuti dan intervensi,” tambahnya. 

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Terbitkan SE Kewaspadaan COVID-19, Warga Diimbau Waspada Tanpa Panik

Acara yang digelar secara daring dan luring ini, turut dihadiri oleh Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. Sri Sumarmi, SKM, M.SI dan Spesialis Anak Fakultas Kedokteran (FK) Unair sekaligus anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jatim, DR. Dr. Mira Irmawati Sp.A(K). Selain itu juga dihadiri oleh Tim Penggerak (TP) PKK dan Kader Surabaya Hebat (KSH) se-Kota Pahlawan. 

Sumber: